JAKARTA – Marc Marquez diperkirakan akan menghadapi lima tantangan berat dalam gelaran MotoGP 2025 ketika dia berusaha untuk mengakhiri puasa gelar sejak dominasinya pada edisi 2019.
Upaya pebalap asal Spanyol itu kemungkinan besar akan berbuah hasil tahun ini. Jalannya pasti tidak akan mulus, tetapi dukungan motor dari Pabrikan Ducati membuat peluangnya kembali menjadi juara terbuka lebar.
Perjalanan karier juara dunia MotoGP enam kali ini mengalami kemunduran sejak 2020 saat dia kecelakaan di Grand Prix Spanyol. Patah lengan dalam kecelakaan itu membuat performanya bersama Honda merosot drastis.
Marquez kemudian memutuskan untuk mengakhiri kontrak dengan Honda dan pindah ke tim Satelit Ducati, Gresini Racing. Keputusan yang dibuat tersebut terbukti tepat.
Selama satu tahun dengan Gresini dan menunggangi motor yang berusia satu tahun lebih tua, Marquez membuktikan diri bisa bersaing. Dia menang tiga Grand Prix sehingga promosi ke tim Pabrikan asal Italia itu.
Marquez diprediksi jauh lebih kompetitif dalam MotoGP 2025 setelah melihat performanya musim lalu. Namun, dia pasti akan mendapat aral berat termasuk dari rekan setimnya Francesco Bagnaia.
Dikutip dari Crash, berikut ini lima rintangan yang kemungkinan akan dihadapi Marquez selama MotoGP 2025.
BACA JUGA:
VERSI TERBAIK DARI FRANCESCO BAGNAIA
Bagnaia, yang pernah menjadi juara dunia MotoGP dua kali, tercatat berhasil memenangi 11 Grand Prix selama 2024, tetapi gagal mempertahankan gelar melawan Jorge Martin dengan selisih 10 poin saja.
Hanya nama-nama besar seperti Valentino Rossi, Marquez, Jorge Lorenzo, dan Casey Stoner yang sanggup memenangi Grand Prix sebanyak itu dalam satu musim balapan di era modern.
Bagnaia tertekad memperbaiki kesalahan musim 2024 dan siap berjuang untuk gelar ketiga dalam kariernya.
Dia memiliki kans besar melakukan itu karena kecepatannya di atas lintasan sudah tidak perlu diragukan lagi.
Marquez di sini lain pasti bakal menjadi ujian berat buat Bagnaia. Dengan demikian, persaingan kedua nama ini dalam kompetisi tahun 2025 dipastikan akan berjalan sangat sengit.
TEKANAN PERTARUNGAN GELAR PERTAMA SEJAK 2019
Marc Marquez sebelumnya dinilai bisa memenangi gelar ketujuh ketika ia pindah ke Gresini. Walaupun sanggup tampil kompetitif, dia pada akhirnya gagal bersaing dengan Bagnaia dan Martin yang juara.
Saat ini Marquez tentu dalam tekanan yang besar untuk bisa mengejar gelar itu. Marquez tidak terlalu tua, tetapi kariernya sudah mendekati akhir di tengah gempuran pebalap yang lebih belia.
Saat ini peluangnya untuk memenangi lebih banyak kejuaraan semakin berkurang. Walaupun mendapat dukungan motor Pabrikan Ducati, kansnya menjadi juara agak sulit untuk berjalan mulus.
KEPALA KRU BARU
Untuk tahun ketiga berturut-turut, Marquez akan bekerja dengan kepala kru berbeda. Ia meninggalkan Santi Hernandez di Honda saat ia pindah ke Ducati dan bekerja sama dengan kepala kru Frankie Carchedi.
Hubungan ini terbukti baik. Baik pebalap maupun kepala kru kompak bisa mengatasi setiap masalah yang mengadang mereka selama akhir pekan balapan berlangsung. Meski demikian, Ducati tidak membawa Carchedi bersama Marquez.
Di Ducati, Marquez pun akan bekerja sama dengan Marco Rigamonti. Nama ini pernah bekerja dengan Enea Bastianini, Johann Zarco, dan Andrea Iannone selama bertahun-tahun.
Namun, hubungan antara pebalap dan kepala kru tidak selalu berjalan mulus. Selain itu, kepala kru baru membuat Marquez otomatis harus beradaptasi lagi dan bisa saja hubungan itu akan naik-turun.
PEMBUKTIAN ATAS KEPUTUSAN DUCATI
Marquez lebih diunggulkan di depan Jorge Martin sehingga ia mendapat kursi Pabrikan. Karena itu, kepercayaan ini yang harus ia perjuangkan untuk membuktikan Ducati tidak salah memilih dia.
Martin adalah juara dunia pada 2024, tetapi Ducati malah membuat keputusan untuk tahun 2025 dengan lebih memilih Marquez. Sementara Martin akhirnya mengendarai Aprilia tahun ini dan tentu menjadi pesaing Marquez.
Meski demikian, Martin dinilai tidak akan menjadi masalah buat Marquez. Terlebih, Aprilia mulai menghilang dari barisan terdepan secara dramatis di paruh kedua musim 2024 dan punya line-up yang hampir semuanya baru.
MENGHIDUPKAN KEMBALI PERSAINGAN LAMA
Bergabung dengan Ducati otomatis membuat Marquez kembali ke orbit musuh lamanya, Valentino Rossi. Legenda hidup MotoGP itu bahkan tidak tinggal diam setelah keputusan Ducati menggandeng rider berusia 31 tahun tersebut.
Dalam wawancara L'Equipe, Rossi bahkan mengatakan dia tidak memahami keputusan Ducati. Di podcast Andrea Migno, ia kembali mengemukakan teori konspirasi tentang kekalahannya dalam perebutan gelar juara pada 2015.
Jadi, jelas ini menarik ditunggu karena Bagnaia adalah anak didik Rossi. Baru-baru ini Rossi bahkan mengaku ingin menghabiskan lebih banyak waktu di MotoGP 2025 setelah sebelumnya dia lebih banyak fokus di balapan mobil.
Ini suatu kebetulan yang lucu ketika musuh bebuyutannya masuk ke dalam Ducati. Untuk itu, Marquez kemungkinan besar harus menghadapi perang psikologis, terutama jika ada ketegangan dengan Bagnaia terjadi di lintasan.