JAKARTA - Komite Olimpiade Internasional (IOC) sudah memutuskan untuk menunda Olimpiade Tokyo 2020 karena pandemi COVID-19. Penundaan ini menjadi pukulan paling telak untuk hotel dan industri pariwisata Jepang yang sudah bersiap sejak lama.
Setelah tarik ulur sekian lama, IOC dan pemerintah Jepang akhirnya melunak. Padahal mereka berminggu-minggu bersikeras menyatakan Olimpiade harus jalan terus dengan mengumumkan konsultasi selama sebulan mengenai skenario-skenario termasuk penundaan.
Jaringan hotel dan pariwisata Jepang pasti menantikan Olimpiade 2020 sebagai harapan baru. Sejak awal tahun, mereka sudah babak belur dihantam Covid-19 dan berharap Tokyo 2020 jadi momen untuk membantu mengembalikan kerugian tahun ini.
"Banyak kamar akan dibatalkan, dan akan sulit untuk mengisi kamar kosong dengan pelanggan baru mengingat situasinya," kata Sekjen Asosiasi Hotel dan Ryokan Tokyo, Shigemi Sudo seperti dilansir dari Channel News Asia, Minggu 29 Maret.
Industri perhotelan di Jepang memang pantas berharap banyak pada Tokyo 2020. Merujuk pada sebuah survei Badan Pariwisata Jepang, industri perhotelan Jepang telah hancur akibat penyebaran coronavirus dengan pemesanan turun sebanyak 90 persen pada periode Maret-April.
Keio Plaza Hotel di distrik Shinjuku Tokyo yang sibuk mengaku mulai menerima panggilan pembatalan tak lama setelah penundaan diumumkan. Penderitaannya diperparah oleh fakta, seorang pekerja paruh waktu di hotel itu terjangkit virus, memaksakan pembersihan yang dalam terhadap bangunan besar di salah satu distrik tersibuk di Tokyo.
"Kami berharap dapat memainkan peran (dalam menjamu para tamu untuk Olimpiade yang ditunda), tetapi tidak ada yang bisa kami katakan sekarang," kata seorang juru bicara hotel.