Olimpiade 2024: Kesempatan Gregoria Balas Dendam atas Intanon

JAKARTA – Tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung memiliki kesempatan untuk membalas dendam kepada Ratchanok Intanon ketika mereka berdua bertemu di perempat final Olimpiade Paris 2024.

Gregoria mencapai babak delapan besar setelah menghentikan wakil Korea Selatan, Kim Ga-eun, dalam laga dramatis tiga gim 21-4, 8-21, dan 23-21 di Adidas Arena, pada Kamis, 1 Agustus 2024, malam WIB.

Atlet asal Wonogiri ini adalah satu-satunya wakil Indonesia dari cabang olahraga (cabor) bulu tangkis yang tersisa di Perancis. Jadi, harapan medali dari cabor itu sekarang cuma berada di pundaknya.

"Pastinya lega bisa memenangi pertandingan yang melelahkan ini. Bagi saya cukup menjadi beban dengan keadaan sekarang saya tinggal sendiri," ujar Gregoria usai pertandingan.

Untuk bisa aman membawa pulang medali, perjalanan Gregoria harus mencapai final. Namun, untuk mencapai tahap tersebut tentu tidaklah mudah.

Dia akan bertemu Intanon lebih dulu di babak perempat final. Wakil Thailand itu akan menjadi ujian berikutnya buat juara dunia junior 2017 tersebut. Di atas kertas, Gregoria jelas tidak diunggulkan.

Pertemuan di Paris tahun ini akan menjadi bentrok ke-10 mereka. Pada sembilan bentrok sebelumnya, Gregoria tercatat cuma mengamankan satu kemenangan.

Salah satu kekalahan dari jumlah itu diderita Gregoria ketika mereka bersua di babak 16 besar Olimpiade Tokyo 2020. Jadi, bentrok ini bisa dimanfaatkan Gregoria untuk membelas kekalahannya itu.

"Sudah di perempat final, tetapi saya mau lebih. Saya akan melakukan semua yang saya bisa," kata atlet yang berusia 24 tahun tersebut.

Indonesia sebenarnya punya enam wakil dari bulu tangkis yang lolos ke Paris tahun ini, tetapi lima lainnya sudah angkat koper lebih awal. Empat di antaranya kandas di babak grup, sedangkan satu lainnya di babak perempat final.

Wakil-wakil yang gugur di grup ialah Anthony Sinisuka Ginting, Jonatan Christie, Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari, dan Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti. Sementara itu, yang berhenti di delapan besar adalah Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.