JAKARTA - Penampilan Inggris sepanjang fase grup menuai banyak kritikan. Three Lions kurang meyakinan sebagai tim yang difavoritkan sebagai juara Euro 2024.
Mereka memang keluar sebagai juara Grup C untuk ke fase gugur dengan koleksi lima poin. Inggris menang di laga pembuka melawan Serbia dengan skor tipis 1-0.
Pada dua laga berikutnya, Three Lions cuma bermain imbang melawan Denmark (1-1) dan Slovenia (0-0).
Jalan Inggris memenangi turnamen besar sejak terakhir kali dan satu-satunya--Piala Dunia 1966--pun bakal terjal di fase gugur.
Three Lions beruntung tak berjumpa Belanda di 16 besar. Hanya saja, partai perempat final bisa menjadi pengganjal serius.
BACA JUGA:
Jika bisa melewati Slovakia di 16 besar, Inggris akan bertemu antara Swiss dan Italia.
Inggris tak akan 'diberi napas' andai bisa menginjakkan kaki di semifinal. Belanda yang berhasil dihindari di 16 besar punya berpeluang jumpa di empat besar.
Selain Belanda, pasukan Gareth Southgate juga dinanti Rumania, Austria, dan Turki. Tiga tim itu memang tak pernah menjadi favorit, tapi melihat penampilan mereka di fase grup, ketiganya layak disematkan sebagai kuda hitam berbahaya.
Partai puncak Euro bukanlah tangga yang familier buat Inggris. Artinya, jika mereka bisa ke final Euro 2024, itu merupakan pencapaian kedua mereka.
Dalam sembilan keikutsertaan sebelumnya, Inggris dua kali menjadi semifinalis, dua kali terhenti di perempat final, satu kali hanya mencapai 16 besar, dan empat kali tak lolos babak grup.
Andai Inggris ke partai puncak Euro 2024, mereka sudah dinanti calon-calon lawan kuat. Spanyol, Jerman, Portugal, Perancis, dan Belgia yang masuk kandidat juara punya kans berjumpa Three Lions di final.
Selain itu, masih ada Georgia, Denmark, dan Slovenia sebagai calon lawan meski peluang mereka ke final Euro 2024 tipis.
Walau melihat jalan terjal Inggris untuk meraih gelar turnamen besar pertama sejak 1966, Soutgate tetap menaruh optimisme.
"Saya pikir kami jauh lebih baik dalam penguasaan bola. Kami telah menciptakan beberapa peluang bagus dan saat ini kami harus bekerja keras."
"Kami kurang mendapatkan terobosan di depan gawang. Saya pikir para pemain yang masuk bermain bagus."
"Saya memahami reaksinya tetapi ini adalah turnamen yang sulit. Kami mencoba memenangi pertandingan dengan perubahan yang kami lakukan. Kami menempatkan pemain menyerang di lapangan," kata Southgate.
Pernyataan Southgate menggambarkan bagaimana kelemahan Inggris di fase grup yang sudah dijalani. Mereka harus membenahi penyelesaian akhir dan penciptaan peluang agar kans menjadi juara kembali terbuka.
Soalnya, sepanjang babak penyisihan, Inggris cuma mencetak dua gol dan kebobolan satu gol. Jumlah itu jelas minim mengingat Three Lions dihuni pemain-pemain yang sangat apik dalam urusan gol di level klub.