Bagikan:

JAKARTA - Kepala komisi koordinasi Komite Olimpiade Internasional (IOC) mengatakan setiap zona protes resmi di Olimpiade Musim Dingin Beijing akan bergantung pada langkah-langkah pencegahan penyebaran COVID-19 saat Olimpiade berlangsung pada Februari mendatang.

Para aktivis hak asasi manusia telah menyuarakan protes terhadap Olimpiade, yang akan berlangsung pada 4-20 Februari, atas perlakukan China terhadap Uyghur dan minoritas muslim lainnya di barat laut. China membantah tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan dan genosida.

Pada Olimpiade Musim Panas Beijing 2008, tiga zona resmi demonstrasi yang sengaja dibuat didirikan di taman umum meskipun tidak ada yang melihat protes tersebut.

Ketua komisi koordinasi IOC untuk Beijing 2022, Juan Antonio Samaranch, mengatakan bahwa hak untuk melakukan protes telah ada dalam kontrak kota tuan rumah.

"Itu adalah seperangkat aturan ketat yang harus kita atur hubungannya antara diri kita sendiri dan panitia penyelenggara, dengan satu peringatan pada tahap ini. Ada COVID, dan COVID mengubah banyak hal," kata Samaranch, dikutip Antara dari Reuters.

"Kami sedang mengerjakan penegakan untuk segala sesuatu yang disebutkan dalam piagam Olimpiade dan yang dikatakan dalam kontrak kota tuan rumah."

"Tetapi kita harus menempatkan itu di bawah kerangka tindakan perlindungan COVID yang sangat ketat yang sedang ditetapkan oleh otoritas kesehatan masyarakat di China dan secara internasional."

"Jadi masih dalam proses bagaimana komitmen yang diperlukan ini akan terwujud. Sekali lagi, itu sangat tergantung pada bagaimana COVID berkembang di China dan di arena-arena pada saat ini dan ketika Olimpiade berlangsung."

Penonton internasional dilarang menghadiri Olimpiade tetapi, tidak seperti Olimpiade Tokyo 2020 yang dijadwalkan ulang tahun ini di mana semua penonton dilarang hadir karena pandemi, penduduk setempat akan diizinkan masuk.

Direktur Olahraga IOC Christophe Dubi, menanggapi pertanyaan tentang hak asasi manusia, mengatakan bahwa Olimpiade perlu untuk tetap diadakan.

"Inilah yang kami lakukan, kami merayakan kemanusiaan. Kami membangun jembatan. Kami mempertemukan pihak yang berbeda pandangan. Dan saya katakan ini mungkin yang dibutuhkan dunia saat ini," kata Dubi.

"Kita seharusnya tidak mendirikan tembok, atau membangun ketegangan yang sudah banyak terjadi di seluruh dunia... dan kita semua, termasuk Anda, harus bangga menjadi bagian dari gerakan yang melakukan ini."