Bagikan:

JAKARTA - Mohammad Istiqamah Djamad alias Is Pusakata menyoroti kesalahpahaman atas cara pandang terhadap musisi indie atau yang berada di luar major label.

Menurutnya, baik musisi indie dan dari major label sudah sama-sama berbisnis. Jadi, tidak masuk akal jika ada yang mengkultuskan musisi indie sebagai seniman murni yang tidak berbisnis.

“Apa salahnya (masuk major label)? Maaf-maaf nih kalau boleh bilang kasar, gua menganj***-anj***kan anak-anak yang terlalu mengkultuskan musisi-musisi indie. Gua pun tidak mau disebut musisi indie,” kata Is Pusakata, melansir Authenticity ID, Jumat, 29 Desember.

“Tidak ada yang seratus persen, semuanya berbisnis kok sekarang, merchandise iya, ngurusin publishing, apa bedanya? Justru lu tercerdaskan sekarang. Sampai kapan lu mau main musik di bawah tangga stadion gitu?” lanjutnya.

Is mengutip pernyataan Cholil dari Efek Rumah Kaca yang menyebut musisi indie adalah musisi yang hadir untuk memberikan alternatif baru untuk pendengar musik. Namun, hal tersebut justru dipandang salah oleh para penggemarnya.

“Sekarang terjadi kesalahpahaman, (disebut) musisi-musisi senja. Gua langsung menyesal bikin lagu-lagu begitu, kalau ditinjaunya dari sini. Culture-nya jadi kalau nggak senja nggak asik,” katanya.

Lebih lanjut, eks personel Payung Teduh itu memberi contoh bagaimana Green Day sebagai band indie di Amerika Serikat juga dikelola dengan cara berbisnis tertentu.

“Gua nge-punk, dan spirit-nya nggak begini. Ada orang bisnis di belakang Green Day yang bisa bikin mereka sustain kehidupannya sekarang,” tandas Is Pusakata.