Bagikan:

YOGYAKARTA - Riya atau sombong merupakan salah satu sikap tercela yang harus dihindari. Dalam agama Islam, seorang muslim diajarkan untuk tidak berbuat riya. Sifat ini sangat berbahaya karena dapat merusak keikhlasan dalam beribadah, bahkan bisa menggugurkan pahala amal yang telah dilakukan. Lantas bagaimana cara menghindari sifat riya?

Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Bayyinah ayat 5 bahwa segala bentuk ibadah haruslah dilakukan "dengan ikhlas karena Allah semata". Artinya, setiap amalan yang disisipi niat selain karena Allah, seperti riya, menjadi sia-sia di sisi-Nya.

Riya bukan hanya mengurangi nilai ibadah, tetapi juga bisa menjadi bentuk kesyirikan kecil (syirik asghar). Sebab di dalamnya sifat riya terkandung unsur mempersekutukan Allah dengan makhluk. Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk memahami cara menghindari sifat riya agar bisa menjadi pribadi yang berakhlak baik. 

Cara Menghindari Sifat Riya

Berikut ini beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk menghindari sifat riya atau sombong:

1. Menjaga dan Meluruskan Niat

Langkah paling utama dalam menghindari riya adalah meluruskan niat sebelum melakukan suatu amal. Seorang Muslim hendaknya bertanya pada dirinya sendiri, "Untuk siapa saya melakukan ini?" 

Jika jawabannya adalah demi mendapatkan ridha Allah, maka niat itu sudah berada di jalan yang benar. Namun apabila ada sedikitpun dorongan untuk pamer atau mendapatkan pujian dari manusia, segeralah memohon ampun dan luruskan niat kembali. 

Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang diniatkannya." (HR. Bukhari dan Muslim). Hadis ini menjadi pengingat betapa pentingnya niat dalam menilai sebuah perbuatan.

2. Perbanyak Ibadah Secara Sembunyi-Sembunyi

Cara efektif lainnya untuk menghindari riya adalah dengan melakukan amal kebaikan secara diam-diam, tanpa diketahui oleh orang lain. Misalnya bersedekah tanpa diketahui siapapun, shalat tahajud di tengah malam tanpa pamer, atau membaca Al-Qur’an dalam kesunyian. 

Amal yang dilakukan secara tersembunyi akan lebih terjaga keikhlasannya karena tidak ada dorongan untuk mencari pengakuan dari orang lain. Ibaratkan amal tersembunyi seperti air yang menyirami akar pohon, meski tidak terlihat tetapi justru menjadi sumber kekuatan yang hakiki.

3. Mengingat Bahwa Pujian Manusia Tidak Ada Artinya

Salah satu penyebab munculnya riya adalah keinginan untuk mendapatkan pujian dan pengakuan dari orang lain. Padahal pujian manusia tidak selalu menunjukkan kualitas sejati dari diri kita. Bahkan bisa menjadi ujian tersendiri.

Oleh karena itu, tanamkan dalam hati bahwa pujian manusia bersifat semu dan sementara, sementara penilaian Allah-lah yang paling utama. Ketika hati mulai merasa bangga karena mendapat pujian, sebaiknya segera istighfar dan renungkan bahwa tidak ada satu pun amal yang mampu kita lakukan tanpa pertolongan Allah.

4. Membiasakan Diri dengan Muhasabah Diri

Muhasabah atau introspeksi diri sangat penting untuk mengidentifikasi apakah niat kita telah tercampur dengan riya. Setiap malam sebelum tidur, coba tanyakan kepada diri sendiri:

"Apakah hari ini saya berbuat karena Allah atau karena ingin dipuji orang?" Dengan pembiasaan ini, kita menjadi lebih waspada terhadap bisikan riya yang mungkin menyusup tanpa disadari.

5. Hindari Menceritakan Amal Kebaikan

Ada kalanya kita ingin menceritakan ibadah atau sedekah yang kita lakukan, entah karena ingin memberi motivasi atau sekadar berbagi. Namun jika tidak disertai keikhlasan dan tujuan yang benar, tindakan ini justru bisa menjebak dalam riya atau ujub (bangga terhadap diri sendiri). 

Jika memang ingin memberi contoh, pastikan bahwa itu dilakukan dengan penuh kerendahan hati dan bukan untuk memamerkan diri.

6. Perbanyak Doa Memohon Keikhlasan

Rasulullah SAW sendiri mengajarkan agar kita senantiasa memohon kepada Allah agar dijauhkan dari riya. Dalam salah satu doanya, beliau mengajarkan:

"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari menyekutukan-Mu dengan sesuatu yang aku ketahui, dan aku memohon ampun kepada-Mu atas apa yang tidak aku ketahui." (HR. Ahmad)

Memohon keikhlasan dalam setiap amal adalah bentuk tawadhu dan kesadaran bahwa kita adalah hamba yang lemah, yang selalu membutuhkan bimbingan dari-Nya.

7. Berkumpul dengan Orang-Orang Saleh

Lingkungan yang baik sangat berpengaruh terhadap sikap dan karakter seseorang. Dengan bergaul bersama orang-orang saleh, kita akan lebih mudah menjaga niat dan terus diingatkan untuk tidak terjebak dalam riya. Orang-orang yang ikhlas biasanya akan menjadi cermin bagi kita dalam bersikap rendah hati dan tidak mencari popularitas dunia.

Demikianlah beberapa cara menghindari riya yang dapat diterapkan oleh seorang muslim.  Semoga kita semua termasuk golongan orang-orang yang ikhlas dan dijauhkan dari sifat riya yang dapat merusak amal. Baca juga hadits tentang akhlak.

Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI. Kami menghadirkan info terbaru dan terupdate nasional maupun internasional.