JAKARTA - Industri kesehatan, sebagai penyumbang terbesar kelima emisi CO₂ secara global, bertanggung jawab atas lebih dari 4% emisi – angka ini bahkan melampaui industri penerbangan dan pelayaran.
Untuk itu, Royal Philips (NYSE: PHG, AEX: PHIA), pemimpin global dalam teknologi kesehatan, meluncurkan scanner MRI BlueSeal 1.5T terbarunya dengan diameter bore yang lebih lebar dan desain ramah lingkungan di RSNA 2024, konferensi pencitraan medis (medical imaging) dunia di Chicago, Illinois, Amerika Serikat.
Scanner terbaru ini memiliki desain ramah lingkungan dengan diameter bore selebar 70 cm, terintegrasi dengan solusi MR Smart Workflow yang didukung oleh inovasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI). Inovasi ini bertujuan untuk meningkatkan akses layanan kesehatan pasien dengan hasil scan diagnostik yang berkualitas, sehingga dapat membantu meningkatkan jumlah scan pasien setiap hari, dan memenuhi kebutuhan layanan kesehatan yang tinggi.
“Selain itu, konsumen kami pun semakin menyadari peran pentingnya layanan kesehatan yang keberlanjutan dalam mencapai tujuan kesehatan masyarakat dalam jangka panjang. Mereka kini semakin beralih ke perusahaan teknologi kesehatan seperti Philips untuk mendapatkan dukungan dalam mengatasi tantangan tersebut. Oleh karena itu, selain memberikan akses layanan kesehatan yang lebih baik, inovasi ini merupakan bagian dari komitmen jangka panjang Philips untuk mendukung pergeseran global menuju layanan kesehatan yang lebih berkelanjutan, termasuk target pemerintah Indonesia untuk mencapai Net-Zero Emission pada tahun 2050,” ujar Astri Ramayanti Dharmawan, Presiden Direktur Philips Indonesia.
Para pemimpin kesehatan di Indonesia juga semakin berkomitmen untuk mencapai sektor kesehatan yang berkelanjutan, sebagaimana tercermin dalam Laporan Philips Future Health Index 2024 di Indonesia, di mana 99% pemimpin yang disurvei percaya bahwa upaya untuk mengurangi emisi CO₂ dan dampak lingkungan dari layanan kesehatan harus diprioritaskan oleh organisasi kesehatan. Selain itu, 97% pemimpin kesehatan merasa bahwa masalah ini harus menjadi prioritas utama bagi pemerintah. Angka-angka ini lebih tinggi dari rata-rata pemimpin kesehatan di global, yaitu masing-masing 86% dan 90%.
Selain itu, sekitar 51% pemimpin kesehatan juga sepakat bahwa pengadaan yang berkelanjutan, termasuk pengadaan peralatan sirkular, merupakan strategi utama dan saat ini sedang diterapkan oleh mereka. Sementara itu, 39% dari pemimpin kesehatan ini berencana untuk mengadopsinya dalam tiga tahun ke depan.
Sebagai pemimpin global dalam teknologi kesehatan, komitmen jangka panjang Philips terhadap prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) telah diakui secara global. Philips juga telah menanamkan sistem keberlanjutan ke dalam operasional bisnis secara end-to-end, dengan mendorong nilai yang berkelanjutan di seluruh rantai bisnis di industri kesehatan. Seperti pengadaaan, operasi, inovasi, pengiriman layanan, rantai pasok, dan lainnya.
Scanner MRI dari Philips yang dilengkapi dengan teknologi BlueSeal dan telah terpasang lebih dari 1.500 unit secara global, telah menghemat lebih dari 2,75 juta liter helium sejak 2018. Portofolio Scanner MRI bebas helium pertama di industri ini merupakan langkah penting ke arah yang benar, karena mengatasi kelangkaan helium global, dengan scanner MRI menjadi konsumen helium terbesar.
Lebih lanjut, Philips juga menunjukkan beberapa inovasi terbarunya yang dapat membantu rumah sakit dan layanan kesehatan dalam memberikan layanan kesehatan yang berkualitas tinggi, terjangkau, dan juga berkelanjutan bagi pasien secara konsisten di RSNA 2024.
BACA JUGA:
Philips Radiology Operations Command Center (ROCC) adalah solusi dukungan pencitraan virtual multi-vendor[6], multi-modalitas, multi-situs pertama di industri yang secara mulus menghubungkan Pakar Pencitraan Medis (Medical Imaging) di command center dengan Teknologis di lokasi scanning di seluruh jaringan pencitraan secara real-time. Dengan akses pemantauan jarak jauh, inovasi ROCC dapat mengurangi waktu perjalanan antara lokasi dan scanning, membantu mengurangi emisi, sambil memberikan kesempatan bagi para ahli kesehatan untuk fokus pada pasien dan juga alur kerjanya.
Philips Cardiovascular Workspace yang dapat diakses kapan saja dan dimana saja, memungkinkan pengguna untuk menggabungkan keahlian klinis yang mendalam dengan inovasi teknologi untuk menghubungkan pasien, tenaga kesehatan, dan data secara aman di seluruh lingkungan perawatan kardiovaskular. Dengan memberikan akses interoperabilitas klinis ke berbagai sistem dan aplikasi dari satu lokasi, Philips Cardiovascular Workspace memungkinkan analisis data yang efisien, mengurangi waktu pengambilan keputusan klinis untuk meningkatkan hasil pasien, serta menghemat biaya secara keseluruhan.
"Dalam organisasi kami, komitmen kami untuk mendorong perubahan tidak hanya dilakukan di dalam operasional bisnis kami, tetapi kami juga berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan utama kami, termasuk para pelanggan, pasien, dan pemasok kami. Dengan berkolaborasi untuk memanfaatkan keahlian kolektif kami, kemampuan inovasi digital, dan dorongan bersama untuk melakukan perubahan sistemik, kami dapat menggabungkan praktik berkelanjutan – dan mendukung layanan kesehatan yang ramah lingkungan – dengan metode perawatan yang aman, efisien, dan efektif, sambil meningkatkan akses layanan dan mempromosikan layanan kesehatan yang lebih baik bagi lebih banyak orang," tutup Astri.