JAKARTA - Baru-baru ini, sebuah tas dengan harga fantastis Rp19 miliar berhasil menarik perhatian dunia. Namun kali ini bukan hanya karena statusnya sebagai barang mewah, melainkan karena menjadi bintang dalam sebuah pameran seni terkemuka. Tidak sembarangan, tas ini merupakan sebuah karya seni yang memadukan desain, keahlian tangan, dan nilai sejarah.
Dilansir VOI dari laman NY Post pada Rabu, 11 Desember 2024, Art Basel yang digelar di Miami Art Week menghadirkan tas karya seniman Evens Saint Clair seharga USD 1,2 juta atau Rp19 miliar rupiah yang disebut sebagai "patung seni". Bagi sebagian orang, tas tersebut lebih tepatnya disebut sebagai sebuah karya fashion mewah.
Tas mewah tersebut dinamai La Reine. Ini merupakan hasil kolaborasi panjang Saint Clair dengan pengrajin lokal di Jepang. Saint Clair yang juga seorang pengembang tambang berlian. Ia menghabiskan waktu dua tahun untuk bertemu dengan pengrajin Jepang, termasuk seorang tukang kayu terkenal bernama Mr. Kyoto.
Bingkai kayu buatan tangan Jepang tersebut dilapisi dengan kulit Italia dan potongan kain kimono sutra langka yang dilapisi daun emas, serta diperkuat dengan kulit mutiara.
Tak kurang dari 18 karat berlian ditempatkan di berbagai bagian tas, mulai dari tanda porselen di depan tas, kaki emas di bawah tas, hingga beberapa rantai emas dihiasi berlian, dan mutiara.
"Saya membawa kembali seni kerajinan," kata Saint Clair.
"Saat ini, segala sesuatu hanya diproduksi di Cina dengan harga semurah mungkin. Namun kemewahan tas ini tidak diproduksi massal. Saya telah menginvestasikan bertahun-tahun perjalanan, riset, dan inovasi ke dalam karya-karya ini, karena saya percaya pada keindahan, kebahagiaan, dan memberikan kembali," lanjutnya.
Setiap tas memerlukan waktu hingga satu tahun untuk diproduksi dan melewati beberapa negara, termasuk Jepang, Guinea, Italia, dan Turki, sebelum tiba di rumah Saint Clair di Bal Harbour, Florida, untuk sentuhan akhir.
Bagi para penggemar Wicked, ada edisi khusus tas dengan bahan kulit buaya hijau seharga USD 670.000 atau Rp10 miliar yang dilengkapi dengan lencana berbentuk lingkaran dari jade dan dihiasi berlian.
Salah satu tas dengan harga terendah Saint Clair, yakni Pangea dihargai USD 110.000 atau Rp1,7 miliar menggunakan bambu pernis dari Jepang, rantai emas berkilau yang dihiasi berlian, serta kulit piton berasal dari ekosistem Everglades di Miami.
Saint Clair menilai tas-tas mewahnya sebagai investasi cerdas, mengingat harga emas, berlian, dan batu permata yang terus meningkat. Oleh karena itu, setiap tas dilengkapi dengan kotak penyimpanan khusus yang dapat dibuka dengan sidik jari.
Kotak kayu berlapis veneer ini dirancang oleh Saint Clair sendiri, terinspirasi dari kotak cerutu kolektor dari Republik Dominika yang ia kirimkan ke pembuat kayu di Jepang.
BACA JUGA:
Meskipun tas-tas mewah ini diluncurkan dengan meriah di Miami Art Week melalui pesta besar di Hotel St. Regis di Bal Harbour pada Sabtu malam, Saint Clair sudah menjual beberapa tas mahal tersebut secara pribadi kepada wanita-wanita kaya di Guinea, tempat ia mengembangkan tambang berlian dan emas. Ia menolak mengungkapkan nama-nama pembeli demi masalah privasi dan keamanan.