JAKARTA - Masa kecil adalah fondasi utama perkembangan anak. Peran orang tua sangat penting dalam mendampingi anak sejak usia dini, khususnya untuk mendukung perkembangan motorik, bahasa, dan sosial mereka. Selain kemampuan integratif anak juga perlu mendapat perhatian sejak dini. Dengan terbiasa bermain bersama orang tua, maka anak akan terbiasa berkomunikasi dengan baik serta lebih percaya diri dalam berinteraksi dengan dunia luar.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) 2023, kelompok balita (1-4 tahun) di Indonesia mencapai hampir 60% dari total anak usia dini, sedangkan kelompok prasekolah (5-6 tahun) sekitar 30%. Lebih dari separuh populasi anak usia dini berada di Jawa, sementara sisanya tersebar di pulau lainnya. Angka ini menunjukkan, dalam 5 tahun kedepan, tanggung jawab orang tua Indonesia tidaklah mudah dalam membimbing anak-anak di masa emas perkembangan mereka. Karena ternyata bukan hanya gizi dan pendidikan yang harus dipikirkan, ternyata bermain menjadi salah satu faktor pendukung dalam perkembangan kemampuan motorik, bahasa dan komunikasi anak.
BACA JUGA:
Menurut penelitian yang diberitakan oleh Neuroscience News, bermain juga berkontribusi pada kesiapan belajar anak. Studi menunjukkan bahwa anak-anak yang memiliki waktu bermain yang cukup lebih mampu beradaptasi di lingkungan sekolah, dengan peningkatan pada perilaku belajar dan keterampilan pemecahan masalah. Saat bermain, anak mengembangkan kemampuan motorik, kreativitas, dan keterampilan sosial. Misalnya, bermain dengan bola membantu anak melatih motorik halus, sedangkan bermain peran membantu mereka belajar berkomunikasi dan memahami emosi.
UNICEF juga menyebutkan bahwa bermain adalah hak setiap anak di dunia, karena manfaatnya yang luar biasa. Melalui bermain, anak-anak belajar menghadapi tantangan, mencoba hal baru, dan menemukan solusi dari persoalan yang dihadapi. Seperti ketika anak bermain puzzle hewan, dimana mereka mencoba untuk menyusun potongan gambar sekaligus mempelajari tentang nama-nama hewan.
Faktanya tidak sedikit anak yang memiliki berbagai macam kesibukan seperti berbagai macam les maupun akses ke gawai yang akhirnya menghabiskan waktunya untuk bermain. Seperti bermain puzzle, merangkai balok dan menggambar atau mewarnai yang dapat memancing kreativitas sesuai keinginan mereka. Orang tua dapat memulainya dengan mengajak anak untuk bermain bersama, dimana anak menjadi ‘pilot’ yang menentukan arah permainan. Momen bermain bersama, menjadi waktu berharga untuk mempererat hubungan emosional antara orang tua dan anak.
Sesuai dengan teori bermain 20-30 menit dengan anak, yang disampaikan oleh Piaget dan Erikson yang menyebutkan bahwa, bermain adalah kunci untuk konsolidasi pembelajaran dan pembentukan diri. Dengan melibatkan diri secara aktif, orang tua tidak hanya membantu perkembangan fisik dan mental anak tetapi juga menciptakan kenangan indah yang mendukung rasa percaya diri mereka.
Senada dengan teori tersebut Fondy Prasetio, Headmaster Cakap Kids Academy, mengatakan bahwa bermain tidak hanya menjadi sarana rekreasi atau hiburan bagi anak, namun juga menjadi faktor penting dalam perkembangan kemampuan belajar anak.
"Bermain adalah jembatan untuk menghubungkan dunia anak dengan pembelajaran. Saat orang tua meluangkan waktu untuk bermain bersama, mereka tidak hanya mendukung perkembangan anak secara fisik dan mental, tetapi juga menciptakan hubungan yang lebih erat dan penuh makna," ujar Fondy.
Dengan bermain yang terarah dan dukungan orang tua, anak-anak dapat tumbuh menjadi individu yang percaya diri, kreatif, dan siap menghadapi masa depan. Serta, dapat mendukung stimulasi kemampuan berpikir, perkembangan emosi dan fokus anak untuk berkembang dan memahami hal-hal yang baru dipelajari. Jadi, ternyata sepenting itu manfaat dari bermain bersama orang tua untuk anak.