Bagikan:

YOGYAKARTA – Self-sniffing atau membaui tubuh sendiri, tampaknya adalah perilaku umum yang jarang disadari. Di samping ingin tampak menarik secara visual saat berada di keramaian, penampilan berdasarkan aroma tubuh juga tak diharapkan memalukan. Contoh paling umum self-sniffing adalah ketika Anda mengendus aroma ketiak diri sendiri untuk memastikan baunya tak mengganggu. Atau mengecek bau mulut, supaya tetap percaya diri ketika berbicara.

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah Physiology & Behaviour berfokus pada psikologi mengendus tubuh diri sendiri. Melansir Psychology Today, Minggu, 19 Mei, tim peneliti dari Universitas Charles di Praha menggunakan kuesioner online untuk mengetahui banyak fakta mengenai self-sniffing. Sejumlah 209 partisipan mengisi kuesioner tentang mengendus diri sendiri dan pertanyaan tentang kebersihan serta rasa jijik. Lewat penelitian tersebut, fakta tentang self-sniffing, berikut ini.

1. Bagian yang paling sering diendus adalah tangan

Menurut hasil kuesioner, menunjukkan bahwa tangan merupakan bagian tubuh yang paling sering diendus. Kemudian disusul ketiak, rambut, kaki, dan napas. Seberapa sering Anda mengendus tangan setelah beraktivitas atau tak sengaja menyentuh benda tertentu?

fakta self-sniffing atau membaui tubuh sendiri
Ilustrasi fakta self-sniffing atau membaui tubuh sendiri (Freepik/jcomp)

2. Kaos bekas adalah barang yang paling sering diendus

Salah satu hal yang paling sering dilakukan untuk memastikan layak atau tidak pakaian dipakai, adalah dengan mengendus baunya. Ketika pakaian kemarin sudah dipakai tetapi akan dipakai lagi, akan memastikan seberapa mengganggu aroma tubuh yang menempel pada pakaian. Selain kaos, paling sering dicium baunya sebelum dipakai adalah celana panjang, kaus kaki, dan pakaian dalam.

3. Terdapat tiga jenis self-sniffing

Dengan menggunakan metode statistik yang rumit, peneliti menganalisis jawaban partisipan mengenai self-sniffing. Peneliti pada akhirnya mengidentifikasi tiga jenis utama membaui tubuh sendiri. Pertama, self-sniffing yang dilakukan supaya dapat diterima secara sosial, misalnya membaui pakaian, tubuh terutama ketiak, kaki, dan bau mulut. Jenis pertama ini, dilakukan seseorang untuk menghindari reaksi negatif.

Kedua, self-sniffing secara intim, yaitu membaui bagian tubuh yang biasanya tidak diendus orang lain karena tabu sosial, misalnya pusar. Ketiga, self-sniffing kosmetik, yang mencakup mengendus bagian tubuh yang dipakaikan kosmetik, seperti rambut dan leher.

4. Pria dan wanita melakukan self-sniffing secara berbeda

Para ilmuwan tidak mengamati adanya perbedaan gender dalam penerimaan sosial terhadap self-sniffing. Sebaliknya, pria memiliki frekuensi lebih tinggi dibandingkan wanita mengendus diri sendiri secara intim. Sementara, wanita frekuensi lebih tinggi self-sniffing secara kosmetik.

5. Orang dengan masalah kesehatan lebih sering self-sniffing

Selain bagian tubuh yang paling sering diendus, peneliti juga menemukan orang yang sering mengalami masalah kesehatan lebih sering self-sniffing. Ini karena mereka perlu memastikan penerimaan sosial sehingga memeriksa aroma tubuhnya apakah berubah akibat sakit.

Itulah kelima fakta tentang self-sniffing atau membaui tubuh sendiri. Seberapa sering Anda mengendus bagian tubuh tertentu untuk memastikan bisa diterima secara sosial, tidak mengganggu, atau tanda saatnya mandi dan memakai parfum serta deodorant?