YOGYAKARTA – Sebagian di antara kita mungkin belum mengenal tes HPV DNA. Ini adalah pemeriksaan yang ditujukan untuk mendeteksi adanya infeksi Human Papillomavirus (HPV) pada kelamin wanita.
HPV sendiri merupakan infeksi menular seksual yang dapat menyerang kulit, area genital, dan tenggorokan.
Menyadur laman National Cancer Institute NIH AS, HPV bisa menyebabkan pertumbuhan jaringan abnormal dan perubahan lain pada sel.
Kendati pengidapnya tidak menunjukkan gejala apapun, beberapa infeksi HPV bisa menyebabkan kutil kelamin (genital warts), hingga kanker serviks.
Mengenal Tes HPV DNA
Tes HPV DNA adalah pemeriksaan laboratorium yang dapat mendeteksi jenis (strain) dari HPV yang berisiko tinggi menimbulkan kanker serviks.
Tes HPV DNA dilakukan dengan mengambil sampel sel dari leher rahim (serviks). Sampel tersebut akan diperiksa di laboratorium untuk diketahui apakah terdapat materi genetik (DNA) dari HPV di dalam sel serviks.
Pemeriksaan ini biasanya ditawarkan kepada semua wanita dan orang dengan serviks berusia 25 hingga 64 tahun. Tujuannya adalah untuk membantu melindungi seseorang dari kanker serviks, khususnya yang disebabkan oleh human papillomavirus.
Manfaat Tes HPV DNA
Pemeriksaan HPV DNA memiliki tujuan yang sama dengan prosedur pap smear, yakni mendeteksi adanya kanker serviks sejak dini. Namun, hasil hasil penelitian menujukkan bahwa tes HPV lebih efektif ketimbang prosedur Pap dalam menemukan displasia tingkat tinggi (sel abnormal yang dapat berubah menjadi kanker).
Pemeriksaan pap smear individual gagal mendeteksi setengah dari seluruh kasus diplasia. Sebaliknya, tes HPV membantu mendeteksi lebih banyak kasus.
Bila tes PAP dan tes HPV dilakukan secara rutin dalam jangka waktu lama, keduanya akan mendeteksi sebagian besar area sel abnormal. Akan tetapi, tes HPV secara keseluruhan sedikit lebih efektif.
Menyadur laman Mayo Clinic, tes HPV DNA tidak memberitahu apakah Anda menderita kanker. Pemeriksaan ini hanya digunakan untuk mendeteksi keberadaan human papillomavirus pada kelamin wanita.
Dengan melakukan tes HPV, seorang wanita dapat mengetahui jenis HPV yang menginfeksi. Jika strain dari HPV termasuk yang berisiko tinggi menyebabkan kanker serviks, Anda dapat mengambil perawatan kesehatan lanjutan.
Perawatan tersebut mungkin meliputi pemantauan tindak lanjut, pengujian lebih lanjut, atau pengobatan sel abnormal.
BACA JUGA:
Kelemahan Tes HPV DNA
Menyadur laman National Cancer Institute NIH AS, tes HPV mempunyai kelemahan. Banyak sel abnormal yang tidak berkembang menjadi kanker serviks. Artinya, jika dibandingan dengan prosedur pap smear, tes HPV DNA juga lebih mungkin mendeteksi sel abnormal yang tidak akan pernah berkembang menjadi kanker.
Diagnosis semacam ini tidak bermanfaat bagi wanita dan mungkin berarti mereka harus menjalani pengobatan yang tidak perlu, seperti pembedahan untuk mengangkat jaringan dari serviks.
Sel-sel abnormal biasanya kembali normal dengan sendirinya, khususnya pada wanita di bawah 30 tahun.
Demikian informasi tentang tes HPV DNA. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan para pembaca setia VOI.ID.