Bagikan:

JAKARTA - Pentas kolaborasi musik tradisional Korea Selatan dengan Indonesia digelar baru-baru ini dalam rangka memperingati 50 tahun kerjasama kedua negara. Pementasan telah digelar di dua tempat, Surakarta pada 26 Juli dan Jakarta pada 28 Juli.

Sepuluh mahasiswa Korea Selatan dengan latar belakang mahasiswa Departemen Musik Tradisional Seoul National University dihadirkan dan tampil secara mandiri dan juga berkolaborasi dengan mahasiswa Etnomusikologi Institut Seni Indonesia Surakarta.

Kim Yeo Jin, salah satu penampil dari Korea Selatan terkejut dengan sambutan dari para penonton yang hadir. Ia tidak menyangka bahwa musik tradisional Korea Selatan, gugak mendapat apresiasi yang sangat baik di Indonesia.

Pengalaman pertamanya tampil di luar negeri kali ini disebutnya sebagai pengalaman berharga. Ia berharap bisa kembali mengunjungi Indonesia di masa mendatang.

“Ini pertama kalinya saya tampil di luar negeri. Saya mendapat pengalaman yang sangat berharga saat tampil di sini. Tentunya saya terharu bisa tampil di Indonesia, dan saya berharap bisa kembali lagi ke sini,” kata Kim Yeo Jin kepada VOI baru-baru ini.

“Kami merasa terharu bisa mendapat sambutan seperti ini. Saya merasa sangat tersentuh. Saya berharap ke depannya akan semakin banyak kolaborasi seperti ini,” ucap Kim Yeo Jin.

Kim Yeo Jin, salah satu mahasiswa Korea Selatan yang tampil di Indonesia (Ivan Two Putra/VOI)

Sementara itu, Park Jeong Eun, salah satu pemain gayageum (alat musik dawai tradisional Korea Selatan), mengatakan bahwa kolaborasi dengan mahasiswa Indonesia sempat menemui kendala komunikasi, namun keramahan yang dirasakannya membuat pertunjukan bisa berlangsung sukses.

“Tentunya ada kesulitan berkomunikasi karena perbedaan bahasa, tapi melalui musik kita bisa mengatasinya. Saya sangat berterima kasih dengan keramahan teman-teman Indonesia yang sangat baik menerima kedatangan kami. Saya berharap bisa ada kolaborasi yang sama di masa depan,” kata Park Jeong Eun.

Pertunjukan kedua di Taman Ismail Marzuki juga jadi pentas yang tak terlupakan bagi Kim Min Ji, salah satu penari dari Korea Selatan. Di tengah penampilan, Kim Min Ji sempat menangis dan pergi ke belakang panggung, sebelum akhirnya kembali dan menyelesaikan pertunjukan kolaborasi.

Kim Min Ji, penari Korea Selatan tampil di Indonesia (dok. KCCI)

“Pertunjukan ini membuat saya sangat bahagia, dan pertunjukan ini menyenangkan,” kata Kim Min Ji.

Adapun, salah satu penampilan dari mahasiswa Korea Selatan yang cukup berbeda terjadi pada repertoar kelima. Tiga pemain gayageum, Park Jeong Eun, Kim Ha Yeon dan Kim Bo Kyung tampil membawakan karya berjudul Dokkaebi.

Karya yang dibawakan merupakan musik kontemporer yang ditulis oleh Donald Reid Womack dan diaransemen Lee Jae Jun. Tidak seperti penampil lain, para pemain gayageum itu tidak mengenakan hanbok (pakaian tradisional Korea Selatan).

Tiga pemain gayageum dari Korea Selatan (dok. KCCI)

“Kita tidak memakai hanbok karena yang kita bawakan adalah musik modern yang didasarkan pada tradisi. Konsep yang kita bawakan adalah gayageum trio,” kata Kim Ha Yeon.

Berikut adalah sepuluh mahasiswa Korea Selatan yang tampil berkolaborasi dengan mahasiswa ISI Surakarta, Park Jeong Eun (gayageum), Kim Ha Yeon (gayageum), Kim Bo Kyung (gayageum), Choi Eun Ji (Haegeum), Jeong Jae Yeon (haegeum), Kim Yeo Jin (piano/haegeum), Lee Jung Eun (ajaeng), Park Su Bin (daegeum), Kim Ju Ho (janggu) dan Kim Min Ji (tari).