Mantap! Satria Baja Hitam Hibur Anak-Anak Pengungsi Banjir Kalsel
Satria Baja Hitam datang menghibur anak-anak korban banjir Kalsel (Instagram @YodhaRichie)

Bagikan:

JAKARTA - Banyak anak-anak yang terpaksa mengungsi akibat banjir yang merendam sejumlah wilayah di Kalimantan Selatan. Demi menghibur anak-anak korban banjir, Super Hero Kamen Rider Black atau Satria Baja Hitam datang ke tempat pengungsian.

Sosok di balik Satria Baja Hitam itu adalah Yodha Richie, cosplayer asal Banjarbaru yang berhasil menghibur anak-anak korban banjir di Desa Melayu Kecamatan Martapura Timur, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Bersama komunitas 1.000 Guru Kalsel menyalurkan bantuan dan keceriaan bagi anak-anak yang sedang mengungsi. 

"Ya kemarin itu memberikan trauma healing bagi anak-anak dan menyalurkan bantuan isinya snack, buku tulis, popok untuk anak-anak dan sembako," kata Yodha kepada VOI, Jumat, 29 Januari.

Yodha yang datang mengenakan kostum Satria Baja Hitam mengaku cukup gembira karena bisa ikut berpartisipasi untuk menghibur anak-anak korban banjir. Beragam respon diterimanya ketika sosok Satria Baja Hitam datang ke lokasi pengungsian.

"Responnya beragam, ada yang bilang robot ada bilang ultraman. Tapi ada juga bapak-bapak dan anak yang tahu kalau itu Satria Baja Hitam," ungkapnya.

Bagi Yodha menjadi cosplayer bukan cuma menirukan sosok fiksi dari karakter film saja. Tapi juga mewakilkan anak-anak yang ingin bertemu langsung dengan tokoh jagoan di TV. 

"Aku lebih mengenalkan karakter tokusatsu ke anak-anak untuk menemui sosok idola mereka yang biasanya cuma ditonton di TV. Jadi cara saya datang ke tempat pengungsian untuk menghibur anak-anak," pungkasnya. 

Diberitakan sebelumnya, banjir besar terjadi 11 Kabupaten dan Kota di Kalsel dan merendam kurang lebih 87.765 rumah warga. Ketinggian rendaman air mencapai 2 meter dan menyebabkan 74.863 orang mengungsi, terdapat pula korban meninggal sebanyak 21 orang.

Sarana prasarana juga banyak yang rusak diakibatkan banjir, seperti jembatan putus, tanggul jebol, jalan trans Kalimantan putus, dan banyak pula sekolah dan rumah ibadah yang rusak.