JAKARTA - Setelah ditayangkan pertama kali di Korea Selatan dalam Busan International Film Festival (BIFF) pada Oktober lalu, film Look At Me, Touch Me, Kiss Me akan tayang di Indonesia melalui Jogja-NETPAC Asian Film Festival.
Look At Me, Touch Me, Kiss Me merupakan film omnibus yang dikerjakan oleh pelaku film dari tiga negara berbeda. Malaysia untuk ‘Look At Me’, Indonesia untuk ‘Touch Me’ dan Korea Selatan untuk ‘Kiss Me’. Look At Me disutradarai oleh Ho Yuhang, Touch Me disutradarai oleh Djenar Maesa Ayu dan Kiss Me disutradarai oleh Kim Taisik.
Secara garis besar, film ini berkisah dalam situasi pandemi dan situasi tersulit manusia lainnya, cinta akan selalu hidup dan ada. Karena itu manusia akan selalu melakukan pencarian akan cinta. Dengan membawa tiga latar belakang budaya berbeda, Korea Selatan, Indonesia dan Malaysia, film ini ingin menampilkan hasrat yang sama dari setiap orang atas cinta.
“Dari tiga negara itu, benang merahnya adalah bahwa semua orang di dunia, dari belahan negara manapun, disini diwakilkan oleh Korea, Indonesia dan Malaysia, itu mempunyai mimpi yang sama, yaitu mimpi untuk mencari cinta dan dicintai,” kata Vera Lasut, produser dari Look At Me, Touch Me, Kiss Me dalam wawancara dengan media, Jumat, 18 November.
Setting film omnimbus ini juga mewakili fase manusia melalui pandemi COVID-19 dari berbagai belahan dunia. "Film Look at Me dari Malaysia ceritanya di kisaran awal pandemi. Sementara film Indonesia, Touch Me kisaran waktunya saat pandemi sedang hebat-hebatnya. Sedangkan film Kiss Me dari Korea Selatan menunjukkan bagaimana manusia berhasil melampaui pandemi," kata Vera.
Penayangan di Busan International Film Festival
Vera Lasut sebagai produser menyampaikan kepuasannya setelah Look At Me, Touch Me, Kiss Me ditayangkan dalam BIFF. Ia mengaku bahwa penonton yang hadir nampak menikmati penayangan film, bahkan antusiasme penonton juga tampak saat mereka tetap hadir dalam sesi tanya jawab.
Selain filmnya mendapat sambutan hangat, momen tersebut menjadi pertama kalinya bagi Vera Lasut, Djenar Maesa Ayu dan Ine Ferbriyanti bertemu secara langsung dengan tim lain dari Korea Selatan dan Malaysia.
“Memang world premiere di Busan itu antusiasnya besar banget, karena memang tiketnya full. Jadi kita sebagai film maker seneng banget di sana. Bahkan sebenarnya semua tim produksi film juga baru benar-benar bisa ngumpul itu di Busan, sepanjang pembuatan kita banyak bertemu virtual,” ujar Vera.
Sang produser juga menganggap upayanya sebagai seorang film maker mendapat penghargaan dari penonton yang hadir di BIFF.
“Karena mereka menghargai bagaimana kita bisa kolaborasi tiga negara di saat pandemi. Jadi kita benar-benar online, tapi kita bisa berkolaborasi dengan baik dan dapat menghasilkan sesuatu yang keren,” tuturnya.
Penayangan Jogja-NETPAC Asian Film Festival
JAFF menjadi festival film kedua yang akan menayangkan film karya dari tiga negara berbeda tersebut. Look At Me, Touch Me, Kiss Me masuk dalam kategori Asian Perspective – Feature bersama dengan beberapa film lain seperti Ajoomma, Blood Flower, Come Back Anytime, Neighbours, The Wheel dan film lainnya.
Vera Lasut pun menyampaikan rasa bangganya ketika film yang diproduserinya diundang untuk ditayangkan dalam JAFF yang akan berlangsung pada 26 November hingga 3 Desember nanti.
“Senang banget, karena sebenarnya buat kita semua ini jadi salah satu festival yang kita juga pengin banget hadirin, dari kita, film maker di film-film ini. Jadi kita sangat menantikan untuk pergi ke sana (JAFF), dan ga sabar buat lihat festival itu sendiri,” ujarnya.