Bagikan:

JAKARTA - Kembar siam asal Brazil, Arthur dan Bernardo Lima berhasil dipisahkan melalui operasi yang menggunakan teknologi realitas virtual. Keduanya merupakan kembar Craniopagus yang memiliki satu tengkorak. 

Arthur dan Bernardo lahir pada 2018 dan telah menyatu selama hampir empat tahun. Operasi pemisahan telah dilakukan setidaknya sembilan kali. Menurut keterangan dokter setempat, ini adalah pemisahan paling menantang dan berisiko sebab keduanya berbagi beberapa pembuluh darah yang vital. Akhirnya operasi kesepuluh yang menghabiskan waktu selama 27 jam dengan melibatkan 100 tenaga ahli pun berhasil memisahkan keduanya.

Dilansir VOI dari Mayo Clinic, Selasa, 2 Agustus, kembar siam adalah dua bayi yang lahir secara fisik terhubung satu sama lain. Kembar siam terjadi akibat pembelahan embrio yang tidak sempurna untuk membentuk dua individu. Meski dua janin akan berkembang dari embrio ini, tapi mereka akan tetap terhubung secara fisik. Selain itu, mereka juga dapat berbagi satu atau lebih organ dalam.

Sketsa Kembar Siam (gbr: Comons Wikimedia)

Bayi kembar siam berpotensi meninggal saat masih berada dalam kandungan atau meninggal sesaat setelah dilahirkan. Namun, tingkat kelangsungan hidup bayi kembar siam kini meningkat berkat kemajuan dalam dunia teknologi dan kedokteran. Beberapa kembar siam yang masih hidup dapat dipisahkan melalui prosedur pembedahan. Keberhasilan operasi tergantung jenis kembar siam, berapa banyak mereka berbagi organ, serta pengalaman dan keterampilan tim bedah.

Menyadur Alodokter, kembar siam dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan organ atau bagian tubuh yang saling terhubung, yaitu:

Thoracopagus

Kembar siam terjadi ketika dada bayi saling menempel. Ini merupakan kasus umum yang terjadi pada bayi kembar siam. Umumnya, mereka hanya memiliki satu jantung, satu hati, dan satu usus.

Omphalopagus

Omphalopagus merupakan kembar siam perut yang menempel. Mereka hanya memiliki satu hati, satu usus halus bagian bawah, dan satu usus besar.

Pygopagus

Kembar siam ini terjadi ketika punggung bawah dan bokong bayi saling menempel. Umumnya, mereka hanya memiliki satu saluran pencernaan, satu alat kelamin, dan satu organ kemih.

Craniopagus

Kembar siam Craniopagus terjadi ketika kepala bayi saling menempel di bagian samping atau bagian atas kepala. Umumnya, mereka memiliki satu tengkorak, tapi memiliki otak yang berbeda. Arthur dan Bernardo Lima merupakan kembar siam Craniopagus dan berhasil dipisahkan.

Ischiopagus

Kembar siam ini terjadi ketika panggul bayi saling menempel. Bayi dengan kembar siam Ischiopagus akan saling berhadapan maupun saling membelakangi.

Parapagus

Parapagus merupakan jenis kembar siam yang terjadi ketika panggul, perut, dan dada bayi saling menempel dengan posisi menyamping.

Cephalopagus

Kembar siam ini terjadi ketika wajah bayi saling menempel. Umumnya, wajah mereka berada di sisi yang saling berlawanan dan hanya memiliki satu otak. Bayi yang mengalami kondisi ini sangat sulit untuk bertahan hidup.

Rachipagus

Kembar siam ini terjadi ketika tulang belakang kedua bayi saling menempel. Ini merupakan kasus kembar siam yang sangat jarang ditemui.

Kehamilan dengan kembar siam dapat meningkatkan risiko komplikasi serius. Bayi kembar siam memerlukan persalinan bedah melalui operasi caesar (C-section) karena anatomi mereka. Bayi kembar siam cenderung lahir prematur dengan risiko meninggal satu atau kedua bayi sangat tinggi. Gangguan pernapasan maupun masalah jantung kemungkinan besar dapat menimpa bayi kembar siam sesaat setelah lahir. Di kemudian hari, mereka tak luput akan penyakit seperti skoliosis, cerebral palsy, atau gangguan belajar.

Rehabilitasi dan perawatan lanjutan perlu dilakukan untuk melatih kemampuan masing- masing bayi, jika operasi pemisahan berhasil dilakukan. Perawatan ini bisa dilakukan melalui terapi fisik, komunikasi, dan sosial. Hal ini bertujuan agar kedua bayi bisa beraktivitas secara normal seperti bayi-bayi pada umumnya.

Jika operasi pemisahan tidak mungkin dilakukan, misalnya karena kedua bayi hanya memiliki satu jantung atau orang tua bayi tidak ingin anaknya di operasi, dokter akan merencanakan perawatan medis lanjutan untuk memastikan kondisi kesehatan bayi kembar siam.

Kehamilan dengan kembar siam tidak bisa dicegah karena penyebab dan faktor risikonya belum diketahui secara pasti. Hal terbaik yang dapat dilakukan adalah melakukan kontrol kehamilan rutin untuk memantau kesehatan ibu dan janin. Dengan begitu, kemungkinan terjadinya komplikasi dapat segera diketahui, termasuk jika mengandung bayi kembar siam.