シェア:

YOGYAKARTA - Saat ini keyboard sudah menjadi perangkat penting yang kerap dibutuhkan. Terlebih bagi para pekerja atau pelajar yang harus beraktivitas menggunakan laptop atau komputer. Keyboard yang digunakan sekarang punya tata letak QWERTY. Bagaimana sejarah keyboard QWERTY.

Keyboard QWERTY identik dengan susunan huruf ‘q’, ‘w’, ‘e’, ‘r’, ‘t’, ‘y’ yang terletak di paling kiri papan ketik. Banyak yang bertanya mengapa tata letak dalam papan keyboard tersusun demikian? Ternyata sejarah keyboard qwerty punya sejarah panjang dan susunan tata letaknya pun ada tujuan khusus. 

Sejarah Keyboard QWERTY

Keyboard dengan tata letak QWERTY dibuat pertama kali pada awal tahun 1870-an. Christopher Latham Sholes merupakan orang dibalik munculnya susunan QWERTY pada di mesin tik manual. Waktu itu Sholes berprofesi sebagai editor dan pencetak surat kabar dari Kota Kenosha Wisconsin, Amerika Serikat (AS).

Sebelum hadirnya susunan QWERTY, awalnya tata letak keyboard mesin tik manual dipasang urut berdasarkan alfabet. Namun ternyata susunan keyboard alfabet dengan huruf berurutan tersebut justru membuat mesin tik macet. Macetnya mesin tik disebabkan oleh pengguna yang mengetik terlalu cepat. 

Ketika dua tuts ditekan bersamaan atau dalam waktu berdekatan, hammer atau batang yang bekerja untuk mencetak tinta huruf dikertas akan jadi saling bertumpuk. Kondisi ini yag membuat mesin tik menjadi macet dan tidak bisa digerakkan. Aktivitas mengetik pun jadi tersendat dan terhambat. 

Sholes bersama rekannya, Carlos Glidden dan Samuel W, kemudian memberikan ide untuk mengatasi masalah macetnya mesin tik. Mereka merombak susunan huruf, yakni huruf yang sering digunakan kemudian disusun dalam tata letak yang acak. 

Sholes dan teman-temannya kemudian menciptakan aplikasi paten untuk mesin tulis dengan susunan QWERTY. Keyboard yang dibuat dengan tata letak QWERTY dapat mengurangi kerusakan mesin tik, dan tetap efisien untuk pengetikan. 

Paten atas keyboard QWERTY diberi nama Sholes & Gildden Type Writer. Paten keyboard QWERTY kemudian mereka daftarkan ke kantor paten AS (USPTO). Paten tersebut disetujui pada 23 Juni 1868. 

Awalnya Disusun QWE.TY

Sholes butuh waktu selama lima tahu untuk menyempurnakan rancangan keyboard temuannya. Awalnya, tata letak susunannya adalah QWE.TY dimana huruf ‘R’ sebelumnya tidak ada dan diisi dengan karakter titik (.). Sebelum mendaftarkan patennya, karakter titik diganti dengan huruf ‘R’.

Keyboard QWERTY Mulai Dikomersilkan 

Setelah temuan keyboard QWERTY dari Sholes sudah dipatenkan, mesin tik QWERTY mulai masuk pasar komersil. Sholes dan rekan-rekannya menjual desain QWERTY kepada pabrik pembuat senjata E.Remington & Sons. Perusahaan tersebut kemudian menjual produk mesin tik dengan keyboard QWERTY pertama, yakni Remington No.1 Type Writer dan mulai diproduksi tahun 1874. 

Pada tahun 1893, Remington bergabung dengan empat produsen mesin tik terbesar lainnya yaitu Densmore, Yost, Caligraph, dan Smith-Premier. Mereka bergabung menjadi satu perusahaan bernama Typewriter Company. 

Jadi Standard Keyboard

Perusahaan Typewriter Company kemudian sepakat memakai QWERTY sebagai standar untuk keyboard. Pada tahun 1936, keyboard QWERTY sebenarnya memiliki pesaing, yaitu keyboard Dvorak yang dibuat oleh Dr August Dvorak dan Dr William Dealey. 

Namun kehadiran keyboard Dvorak masih belum mampu menggeser popularitas keyboard QWERTY. Keyboard QWERTY terjual dan digunakan oleh banyak pengguna, sehingga para pengguna lebih terbiasa memakai keyboard dengan tata letak QWERTY. 

Demikianlah ulasan mengenai sejarah keyboard QWERTY mulai dari ditemukannya hingga dipasarkan. Keyboard QWERTY sukses menjadi standar keyboard yang dipakai oleh pengguna di seluruh dunia. Dimulai dari mesin tik, penggunaan keyboard QWERTY terus berkembang diaplikasikan pada perangkat komputer dan smartphone. 

Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI . Kamu menghadirkan terbaru dan terupdate nasional maupun internasional.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)