JAKARTA – Rauf dan Feni, pasangan suami istri (pasutri) di Cilincing, Jakarta Utara yang mengaku bayinya tertukar saat melahirkan di Rumah Sakit Islam Jakarta (RSIJ) Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Meski kasus ini tidak dilaporkan ke kepolisian, namun penyelidikan dilakukan dengan memeriksa sejumlah CCTV, dan perawat di rumah sakit, sebagai proses pembuktian.
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Susatyo Purnomo Condro mengungkapkan, proses penyelidikan dilakukan dan membutuhkan waktu sebagai proses hukum.
Menurut Condro, singkat Kombes Susatyo Purnomo Condro dipangil, pada saat hari kelahiran bayi di Rumah Sakit Islam (RSI) Cempaka Putih, terdapat empat pasien Perempuan yang melahirkan.
“Kami juga memberikan informasi bahwa pada hari yang sama itu ada empat yang dilahirkan di sana,” kata Condro kepada wartawan di TPU Semper, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa, 17 Desember.
Oleh sebab itu, untuk memastikan apakah bayi yang tewas itu tertukar atau tidak, pihaknya akan melakukan pemeriksaan Deoxyribonucleic Acid (DNA) pada bayi tersebut.
Sebagai salah satu langkah pembuktikan, maka kepolisian dan sejumlah tim terkait melakukan ekshumasi di makam bayi, TPU Semper, Jakarta Utara, Selasa pagi, 17 Desember. Ekshumasi dilakukan untuk mengambil sample DNA yang nanti akan dicocokan dengan DNA orang tua.
“Apakah itu benar sesuai dengan hasil tes DNA atau mungkin yang kedua, mungkin berbeda. Nah tentunya tahap awal ini akan menjadi kunci utama secara scientifik untuk mengatakan bahwa memang itu adalah anak dari orangtuanya,” ujarnya.
Perihal hasil dari DNA sang bayi, kata Susatyo, kemungkinan besar memakan waktu dua pekan. Namun dirinya tidak dapat memastikan ketepatan waktunya, karena menunggu hasil dari pihak rumah sakit.
“Nah tentunya akan ditentukan nanti hasil dari tes DNA yang dilaksanakan oleh instalansi forensik ataupun dari rumah sakit polri. Kalau informasi sekitar 2 minggu ya Nanti kita lihat perkembangannya,” ujarnya.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)