シェア:

JAYAPURA - Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah V Jayapura, Papua menyebut tujuh daerah setempat berada pada periode musim kemarau.

Prakirawan BBMKG Wilayah V Jayapura Finnyala Napitupulu di Jayapura, Sabtu, mengatakan berdasarkan monitoring musim terbaru khususnya wilayah yang berada pada wilayah zona musim yakni Kabupaten Jayapura, Keerom Bagian Selatan, Jayawijaya, Lanny Jaya, Puncak, Yahukimo dan Merauke masih berada pada periode musim kemarau.

"Sementara untuk wilayah lainnya yang tidak disebutkan termasuk wilayah yang hanya memiliki satu musim artinya hujan sepanjang tahun," katanya.

Menurut Napitupulu, berdasarkan kondisi dinamika atmosfer terkini BMKG dan beberapa pusat Iklim dunia memprediksi kondisi netral berpotensi menuju La Nina mulai periode September 2024.

"Kondisi ini umumnya berdampak pada peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia termasuk wilayah Kota Jayapura dan sekitarnya," ujarnya.

Dia menjelaskan namun demikian berbagai gangguan pada skala regional masih berpeluang terjadi dan berkontribusi terhadap suplai uap air penyebab pertumbuhan awan-awan hujan dan dapat menyebabkan hujan dengan intensitas ringan hingga lebat yang dapat disertai badai guntur dan angin kencang.

"Adapun prospek cuaca sepekan di wilayah Kota Jayapura dan sekitarnya berlaku pada 25 September hingga 3 Oktober 2024," katanya lagi.

Dia menambahkan untuk kondisi cuaca di Papua secara umum cerah berawan hingga hujan ringan namun terdapat potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai angin kencang dan badai guntur berpeluang terjadi di Kabupaten Biak Numfor, Kepulauan Yapen, Waropen, Nabire dan sebagian besar Papua Tengah.

"Kemudian Papua Pegunungan serta Papua Selatan yaitu Boven Digoel di mana secara klimatologis hujan lebat pun umumnya terjadi pada malam dan dini hari," ujarnya.

Terkait itu pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar lebih peduli memperhatikan kondisi lingkungan tempat tinggal, membersihkan saluran drainase, sungai yang telah mengalami pendangkalan dan menebang dahan ataupun ranting pohon tinggi untuk meminimalisir dampak curah hujan tinggi.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)