シェア:

YOGYAKARTA - Makanan khas Korea Selatan kini banyak dijual di Indonesia, baik di restoran maupun street food. Banyak masyarakat yang tertarik mencoba kuliner ala Korea karena penasaran dengan rasa dan sajiannya yang unik. Salah satu makanan yang sedang digemari adalah ganjang genjang. Apa itu ganjang gejang sebagai sajian khas negeri ginseng ini?

Ganjang genjang mudah Anda temukan di berbagai kota seiring dengan maraknya kuliner khas Korea Selatan. Sebagai penggemar budaya Korea, rasanya kurang afdol jika tidak tahu apa itu ganjang gejang. Makanan ini mampu memikat lidah banyak orang karena rasanya gurih nan umami. 

Apa Itu Ganjang Genjang

Ganjang gejang atau gejeot merupakan hidangan tradisional Korea Selatan berbahan kepiting mentah yang mengalami proses fermentasi menggunakan kecap (ganjang). Gejang termasuk dalam kategori jeotgal, yakni varian hidangan laut yang diolah dengan proses fermentasi. 

Jeotgal ini sering disajikan sebagai pelengkap nasi atau sebagai bumbu tambahan. Dari penyebutan namanya, gejang terdiri dari kata ‘ge’ yang artinya kepiting, dan kata ‘jang’ yang berarti saus atau bumbu. 

Dalam pengolahan tradisional, gejang dibuat dengan cara mengasinkan kepiting segar (ada yang masih hidup) ke dalam kecap. Namun terdapat juga versi bumbu pedasnya yang melalui proses perendaman dalam saus bubuk cabai. Untuk bumbu model tradisional dengan kecap asin disebut dengan gejang ganjang (kecap). Semetara pengolahan dengan cara yang kedua disebut gejang yangnyeom (berbumbu).

Kepiting yang umumnya digunakan untuk membuat ganjang gejang adalah jenis chamge (Chinese Mitten Crab). Namun karena populasinya berangsur menurun maka masyarakat Korsel mulai ganti menggunakan kepiting air asin. Bahan baku yang digunakan harus dalam kondisi benar-benar segar. Seluruh bagian kepiting mulai dari cangkang hingga capitnya ikut direndam dalam bumbu marinasi. 

Bagaimana Rasa Ganjang Gejang?

Ganjang gejang banyak diminati karena menawarkan rasa gurih yang umami (kenikmatan yang pas di lidah). Meski harus direndam dulu did alam kecap asin, namun makanan ini masih menyuguhkan manis-asam. 

Gejang yang menggunakan kepiting jenis chamge lebih disukai karena memiliki aroma yang unik. Selain itu, rasanya pun sangat istimewa dengan telur dan bagian kelenjar pencernaan yang juga dikenal sebagai mustard kepiting. Namun karena kulitnya lebih tebal, proses fermentasi gejang ini lebih lama yakni memakan waktu hingga berbulan-bulan. 

Sementara gejang yang terbuat dari kepiting air asin cenderung memiliki cita rasa yang sedikit lebih manis dan sedikit asam. Gejang ini juga memiliki ukuran yang lebih besar dengan daging yang lebih padat. Proses pembuatan gejang dari kepiting air asin dapat diselesaikan dalam waktu sekitar satu minggu karena kulitnya tidak seketebal chamge.

Sejarah Kuliner Ganjang Gejang Khas Korea

Jejak sejarah gejang dapat dilacak mulai abad ke-17. Menurut catatan dalam buku Gyuhap Chongseo, gejang dianggap sebagai hidangan istimewa yang begitu lezat sehingga kerap dihidangkan sebagai banchan (hidangan pendamping) bagi para raja selama berpuluh-puluh tahun.

Sejarah ganjang gejang juga pernah disampaikan dalam salah satu eposide Korea Selatan Street Food Asia yang ditayangkan di Netflix pada 2019. Gunsook Jung, pemilik Kedai Honglim Banchan yang terkenal di Pasar Gwangjang Korsel, yang menghidangkan hidangan laut hasil fermentasi membagikan kisah sejarah ganjang gejang.

Jung menjelaskan bahwa usaha yang ia kelola tersebut didirikan oleh neneknya pada tahun 1952. Kala itu, Korea menghadapi tantangan akibat dampak perang, sehingga fokus masyarakat beralih ke mencari makanan untuk bertahan.

"Ketika dulu belum ada kulkas, banyak makanan yang diawetkan dengan garam dan disimpan. Karena masyarakat tetap menyukainya, kami mulai menjual jeotgal ini sebagai pilihan," ucap Gunsook Jung.

Demikianlah ulasan mengenai apa itu ganjang gejang makanan khas Korea Selatan yang kini tengah digemari banyak orang. Sajian street food ini mampu memikat lidah karena menyuguhkan cita rasa manis gurih serta umami. 

Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI . Kamu menghadirkan terbaru dan terupdate nasional maupun internasional.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)