JAKARTA - Bank Indonesia (BI) diprediksi akan kembali menahan suku bunga acuan atau BI Rate di level 6 persen pada konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada Rabu, 24 April 2024.
Ekonom Senior dan Associate Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia Ryan Kiryanto menyampaikan BI Rate diperkirakan akan bertahan di 6 persen karena faktor geopolitik eksternal yang sejauh ini tidak mendukung bank sentral untuk melonggarkan lebijakannya.
Selain itu, Ryan menilai, sikap Federal Reserve atau The Fed juga masih menunda penurunan Fed Funds Rate (FFR), dari awalnya Juni bergeser ke September, bahkan mungkin di tahun depan.
"Malah jika inflasi di AS masih membandel (stubburn inflation) di atas target yang 2 persen, boleh jadi Fed malah menaikkan fed fund rate (FFR) sebesar 25 bps menjadi 5,5-5,75 persen," jelasnya dalam keterangannya, Rabu, 24 April.
Selain itu, Ryan menyampaikan secara umum level suku bunga acuan di Eropa rata-rata masih berkisar 4,5-5,5 persen. Itu semua karena target inflasi 2 persen masih belum dicapai.
また読む:
Menurut Ryan, inflasi di kelompok negara maju masih membandel di level 4-4,5 persen hingga saat ini.
Oleh sebab itu, untuk kepentingan melanjutkan upaya stabilisasi ekonomi dan moneter di dalam negeri yaitu inflasi terkendali dan nilai tukar rupiah tidak fluktuatif secara ekstrim atau bahkan makin melemah, pilihan terbaik yang tersedia yaitu Bank Indonesia mempertahankan BI rate.
Namun, Ryan melihat ada kemungkinan BI-rate akan menaikan sebesar 25 basis poin.
Hal ini bisa terjadi, jika The Fed menaikkan bunga acuan dan inflasi di Indonesia cenderung naik mendekati 3,5-4,0 persen secara persisten.
"Untuk jangka pendek ini langkah mempertahankan BI Rate di level 6 persen merupakan langkah yang baik, reasonable, presisi dan antisipatif," tuturnya.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)