シェア:

JAKARTA - Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengungkapkan setidaknya sebanyak 5 persen pemilik mobil listrik memanfaatkan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) untuk mengisi daya kendaraan listriknya.

Darmawan mengatakan, hal ini dikarenakan sebanyak 95 persen pemilik mobil listrik telah menggunakan fasilitas home charging.

"Memang kami melihat bahwa 95 persen dari charging untuk mobil listrik adalah menggunakan home charging. Baru 5 persennya adalah menggunakan public charging atau SPKLU," ujar Darmawan kepada media yang dikutip Jumat 16 Februari.

Meski masih terbilang cukup rendah, Darmawan memastikan, pihaknya tetap menyediakan SPKLU di berbagai tempat umum untuk memberikan rasa nyaman bagi pgguna mobil listrik yang tengah melakukan perjalanan.

Khusus untuk perjalanan ke luar kota, lanjut Darmawan, PLN telah membangun fasilitas SPKLU di beberapa rest area jalan tol di Jakarta, Semarang, Solo, Madiun, Surabaya, Banyuwangi dan Bali.

"Kami sudah mencoba kami juga membangun juga dari Bakauheni, Terbanggi Besar, Kayu Agung sampai ke Palembang kemudian juga di berbagai tol jadi kami menyediakan SPKLU dalam rangka memberikan rasa nyaman bagi pengguna dari mobil listrik," bebernya.

Darmawan menyebutkan, bagi penguna home charging, jarak tempuh yang bisa ditempuh mobil listik adalah sejauh 350 kilometer (km).

"Seperti saya menggunakan mobil listrik dari rumah ke kantor balik lagi sekitar 60 km, jadi sekali nge-charge menggunakan home charging itu bisa lima hari," sambung Darmawan.

Hal ini berbeda dengan motor listrik yang hanya bertahan untuk jarak tempuh 50 km, untuk itu, kata dia, motor listrik menggunakan teknologi tukar baterai atau swap battery.

"Nah, untuk itu memang untuk motor listrik kami perlu membangun suatu ekosistem swap baterai di mana di sini semua pabrikan bisa interchangeable sehingga semua baterainya menjadi lebih mudah," pungkas Darmawan.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)