Konflik Iran dan Israel Memanas, Ekonom Perkirakan akan Berdampak pada Harga Komoditas
JAKARTA - Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menyampaikan situasi geopolitik di Timur Tengah semakin memanas menyusul serangan pesawat tak berawak dan rudal Iran ke Israel.
Konflik tersebut diperkirakan akan memberikan dampak negatif bagi Indonesia jika konflik antara Iran dan Israel semakin meningkat.
Josua menyampaikan jika konflik antara Iran dan Israel semakin meningkat akan sangat berdampak pada harga-harga komoditas.
Menurut Josua Iran adalah salah satu produsen minyak terbesar di dunia dengan produksi sekitar 3,9 juta barel per hari, dengan ekspor minyak mencapai 1,29 juta barel per hari di tahun 2023.
"Perang tidak hanya akan mengganggu produksi, tetapi juga jalur distribusi. Situasi ini akan memicu lonjakan harga minyak. Saat ini, harga minyak mentah Brent telah mencapai sekitar 90 dolar AS per barel," jelasnya kepada VOI, Rabu, 17 April.
Selain kenaikan harga minyak konflik antara Iran dan Israel akan membuat harga emas diperkirakan akan bertahan dan bahkan terus meningkat di atas 2.000 dolar AS per ounce karena investor mencari aset safe haven di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi dan pasar keuangan global akibat bangkitnya konflik di Timur Tengah.
また読む:
Josua menyampaikan harga batubara dan CPO saat ini tidak terpengaruh oleh perkembangan harga minyak mentah saat ini.
Adapun berdasarkan Trading Economic, harga batubara pada tanggal 16 April 2024 tercatat sebesar 136,40 dolar AS per ton, menunjukkan penurunan sebesar 27,06 persen (yoy) dan harga CPO pada 17 April 2024 tercatat sebesar MYR 4.016 per ton, naik 5,99 persen (yoy).
Josua menyampaikan penurunan harga batubara sejalan dengan perkiraan perlambatan ekonomi di China yang mengkonsumsi sekitar 50 persen konsumsi batubara dunia. Sementara kenaikan harga CPO disebabkan oleh dampak El Nino terhadap produksi.