Bagikan:

JAKARTA – China kini tengah mengalami gelombang tren kesehatan yang semakin berkembang pesat. Jika sebelumnya menurunkan berat badan adalah perjuangan pribadi, kini pemerintah ikut turun tangan dengan berbagai kebijakan yang mendukung masyarakat untuk hidup lebih sehat.

Dalam konferensi pers, Kepala Komisi Kesehatan Nasional (NHC), Lei Haichao, mengumumkan rencana untuk membuka lebih banyak klinik obesitas di fasilitas kesehatan. Tujuannya adalah membantu masyarakat menurunkan berat badan dengan aman dan beralih ke gaya hidup yang lebih sehat. 

Menurut Wang Youfa, Kepala Institut Kesehatan Global di Universitas Xi'an Jiaotong, tren ini menunjukkan meningkatnya kesadaran masyarakat akan bahaya obesitas.

"Ini adalah kombinasi dari penelitian ilmiah, kebijakan pemerintah, dan keterlibatan publik," katanya, dikutip dari laman english.anhuinews.

China dulunya lebih fokus pada memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya, dan obesitas baru mulai menjadi masalah pada akhir 1970-an. Kini, dengan populasi lebih dari 1,4 miliar jiwa, masalah obesitas semakin serius. 

Laporan NHC menyebutkan lebih dari setengah orang dewasa di China mengalami obesitas. Jika tidak ditangani dengan tepat, angka ini bisa meningkat hingga 70,5 persen pada 2030.

Pemerintah pun meluncurkan kampanye nasional pada Juni 2024 untuk menciptakan lingkungan yang lebih mendukung penurunan berat badan dalam tiga tahun ke depan. Klinik obesitas menjadi salah satu strategi utamanya. 

Salah satu pasien pertama yang mendapat manfaat dari klinik ini adalah seorang wanita bermarga Chen di Beijing, yang memiliki berat 100 kg. Dia menjalani perawatan di Rumah Sakit Peking Union Medical College. Tim medis menggabungkan ilmu gizi, endokrinologi, dan pengobatan tradisional China (TCM).

Chen didiagnosis obesitas, diabetes, dan tekanan darah tinggi. Para dokter merancang program yang mencakup pengobatan tradisional China, akupunktur, obat metformin, dan strategi pola hidup sehat yang sesuai dengan kebutuhan Chen. 

Menurut Wang, keunggulan China dalam menangani obesitas terletak pada kombinasi teknik tradisional seperti akupunktur, pijat, Qigong, dan diet herbal. Di Rumah Sakit Pengobatan Tradisional Suzhou, dokter Jiang Yawen telah menangani lebih dari 100 pasien dengan terapi akupunktur sejak awal bulan Maret 2025.

Meski klinik ini menawarkan layanan profesional, Wang mengingatkan adanya risiko pengobatan berlebihan yang berdampak negatif pada kesehatan dan finansial pasien. Oleh karena itu, diperlukan penelitian, evaluasi, serta pengawasan yang ketat.

Selain klinik obesitas, China telah lama mendorong gaya hidup aktif melalui olahraga dan pola makan sehat. Banyak keluarga kini menghabiskan lebih banyak waktu di luar rumah, melakukan aktivitas seperti hiking, bersepeda, dan berkemah.

Sebagai contoh, Luo Ming (nama samaran), seorang insinyur otomotif berusia 43 tahun, rutin mendaki Gunung Miaofeng setiap akhir pekan untuk menjaga kesehatannya.

Pada akhir 2023, China telah membangun 4,59 juta fasilitas olahraga dan 370 ribu km jalur pejalan. Pendidikan jasmani juga telah dimasukkan dalam ujian masuk sekolah menengah atas.

Berdasarkan survei Biro Statistik Nasional, pada 2024 sebanyak 49,6 persen penduduk China aktif berolahraga, meningkat 18,7 persen dibandingkan 2018.

Pemerintah juga mengeluarkan panduan diet nasional, termasuk menu khusus bagi orang yang mengalami obesitas. Misalnya, menu makan malam untuk penduduk China bagian tengah mencakup ikan kukus, tumis kubis dengan jamur, dan tumis selada.

Kini, semakin banyak orang yang sadar akan kandungan kalori dan lebih teliti membaca daftar bahan makanan. Menu sehat seperti salad dengan daging tanpa lemak semakin diminati, sementara makanan tradisional seperti mooncake dan zongzi kini tersedia dalam versi rendah kalori.

Selain itu,warga Jepang juga mengonsumsi campuran sayuran dan buah untuk mengimbangi konsumsi makanan berlebih saat liburan.

Laporan jasa antar makanan 2024 menunjukkan konsumsi biji-bijian utuh meningkat, konsumsi buah naik, dan hampir 70 persen peminum teh kini lebih memilih varian rendah gula.

Menurut Huang Peng, profesor di Beijing Sport University, sekarang masyarakat mulai melihat metabolisme dan persentase lemak tubuh sebagai indikator kesehatan utama, bukan hanya berat badan.

China kini bergerak menuju gaya hidup lebih sehat, dengan kombinasi dukungan pemerintah, inovasi dalam makanan sehat, serta peningkatan kesadaran masyarakat terhadap kebugaran dan nutrisi.