Bagikan:

JAKARTA - Cedera kaki termasuk salah satu masalah yang sering dialami oleh banyak orang, baik karena aktivitas sehari-hari maupun olahraga. Bagi orang yang aktif dan cukup rentan mengalami cedera, pertolongan pertama menjadi satu hal yang perlu dipahami agar cedera tidak berdampak lebih parah.

Menurut dr. Andi Praja Wira Yudha Luthfi, Sp.OT, Dokter Spesialis Orthopedi & Traumatologi dari Eka Hospital Cibubur, permasalahan pada kaki sebenarnya tidak hanya berkaitan dengan cedera, tetapi juga kondisi non-cedera yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan.

Salah satu cara mencegah masalah ini adalah dengan memahami bentuk kaki dan anatomi tubuh kita. Dengan mengetahui struktur kaki dan fungsinya, seseorang bisa lebih bijak dalam memilih alas kaki yang sesuai dengan aktivitas yang akan dilakukan.

"Pemilihan sepatu yang tepat menjadi salah satu faktor utama untuk menghindari nyeri atau cedera, karena kaki yang tidak mendapatkan dukungan yang sesuai bisa mengalami tekanan yang berlebihan," kata dokter Andi di Jakarta, baru-baru ini.

Pertolongan pertama cedera kaki

Saat cedera kaki terjadi, penanganan awal sangat penting agar tidak memperburuk kondisi. Langkah pertolongan pertama yang direkomendasikan adalah melakukan kompres dingin selama 48 hingga 72 jam pertama. Kompres ini bertujuan untuk menutup pembuluh darah sehingga pendarahan bisa dihentikan lebih cepat.

Dikompresnya pun bisa menggunakan lap yang direndam dengan air dingin yang suhunya masih dalam batas nyaman masing-masing pasien, lalu diusap atau didiamkan di area tubuh yang mengalami cedera. 

Setelah masa ini berlalu, barulah kompres hangat dapat digunakan untuk melancarkan peredaran darah, yang berperan dalam mempercepat proses penyembuhan.

"Namun, apabila setelah satu minggu kondisi tidak menunjukkan perbaikan meskipun sudah diberikan perawatan awal seperti kompres dan konsumsi obat, maka sangat disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter," jelasnya.

Dalam menangani cedera kaki, dr. Andi menegaskan pengobatan tradisional seperti urut tidak dianjurkan sebelum adanya diagnosis yang jelas. Hal ini dikarenakan tindakan urut yang dilakukan tanpa mengetahui kondisi sebenarnya bisa berisiko memperparah cedera.

Oleh karena itu, pemeriksaan medis di rumah sakit lebih disarankan agar dokter dapat menentukan tindakan yang tepat sesuai dengan kondisi pasien.