“Adakah satu hewan yang ingin kamu lihat sebelum mereka punah?” Pelukis cilik Danang Farshad Alrianto punya keinginan bisa melihat salah satu hewan endemik perairan Papua yang terancam punah. Harapan itu ia ekspresikan dalam lukisannya di ARTJOG 2024.
Kepingan surga dari Indonesia timur yang dipindahkan ke dalam kanvas. Ungkapan yang terlintas saat melihat lukisan Danang Farshad. Dalam lukisan berjudul “Kebaharian”, pelukis cilik asal Jakarta ini menggambarkan keanekaragaman biota laut Papua.
Ikut pameran ARTJOG untuk pertama kalinya, Danang Farshad membawa dua lukisan bergaya doodle art. Kedua lukisan dengan goresan khas anak-anak tersebut ikut meramaikan ruang ARTJOG Kids di Jogja National Museum (JNM) dari 28 Juni hingga 1 September.
Nama Danang Farshad Alrianto masuk daftar 36 seniman anak yang menampilkan karyanya dalam event seni bergengsi ini. Tim penulis VOI, Alfiandana, berkesempatan mengunjungi pameran dan berbincang langsung dengan pelukis cilik berusia 11 tahun ini.
Percakapan dengan Young Artist Danang Farshad
Pada hari kedua pameran, saya telah membuat janji dengan orang tua Danang yaitu Danu Alrianto dan Ratu Masyita Rakhmaulina. Sabtu Jam 10 pagi, suasana di JNM sudah ramai pengunjung. Lantaran cari tempat agak sepi, kami memilih duduk bersama di kafe di sudut JNM Block.
Danang bersama rombongan keluarganya menyambut saya dengan ceria, meski sebelumnya mereka menempuh perjalanan jauh dari ibukota. Saya telah menyiapkan deretan pertanyaan dan rasa penasaran untuk mengulik artwork dan proses kreatif anak kelas 5 SD ini.
Sambil menunggu pesanan secangkir cappuccino, saya bercakap-cakap dengan Danang. Danang lebih fasih mendeskripsikan suatu hal memakai bahasa Inggris. Lantaran ingin mendengar jawabannya lebih detail, saya persilakan siswa Madina Islamic School ini berbicara senyamannya.
“Can i speak english?” tanya Danang secara sopan kepada saya. Setelah itu, Danang berbicara secara lancar ketika saya gali mengenai ide-ide dalam karya lukisnya.
Saya kepo dengan background terciptanya lukisan Danang yang menggambarkan eksotisme perairan Papua. Padahal dirinya belum pernah menginjakkan kaki di tanah cendrawasih sana. Dalam lukisan berukuran 100x80 cm, Danang memasukkan hewan-hewan dan tumbuhan laut yang saling berjejalan namun tetap tampak estetik. Para pengunjung seolah diajak plesir ke Raja Ampat.
Lantas apa yang memantik Danang melukiskan perairan yang penuh daya tarik itu? Ternyata bukan sekadar kekaguman dari seorang anak-anak. Ada pesan tersendiri yang ingin disampaikan oleh young artist ini.
Kekhawatiran pada Hewan Endemik Papua yang Terancam Punah
Sepasang lumba-lumba, seekor hiu karpet berbintik, dan hewan laut Papua lainnya ikut meramaikan ruang pameran dari lukisan Danang Farshad. Lukisan setinggi satu meter itu juga menggambarkan lanskap bukit-bukit hijau dan laut berwarna biru.
Ada hal yang menarik dikulik di balik lukisan doodle art yang unik dan mengagumkan tersebut. Soal pesona alam di Papua, pastinya bukan hal asing di telinga banyak orang. Namun kali ini Danang memperlihatkan fakta menarik yang mungkin sebagian orang belum tahu.
“This my artwork is about the condition of the sea in Papua. And this art work inspired by story from my mom,” ucap Danang ketika ditanya dari mana inspirasi dalam membuat karya ini.
Danang mengaku tertarik dengan keindahan bawah laut Papua setelah mendengar cerita dari bundanya. Danang makin penasaran dengan perkataan bundanya, kalau hewan di sana itu lucu-lucu dan menggemaskan.
Namun kekaguman Danang terganggu satu hal. Ada satu hewan endemik laut Papua yang terancam punah. Danang mendengar fakta merisaukan ini dari bundanya yang sebenarnya ingin mengajaknya berkunjung ke sana. Kekhawatiran ini kemudian diekspresikan Danang melalui lukisannya.
“Tapi kalau bumi tidak dijaga dengan baik, sepertinya hewan itu tidak akan aku temukan saat aku berkunjung ke sana. Tahukah kamu apa nama hewan itu?” penggalan deskripsi lukisan tersebut.
Jawaban dari pertanyaan tersebut Danang sematkan di dalam lukisannya. Hewan yang ia maksud adalah hiu karpet berbintik. Seekor hiu dengan totol-totol di tubuhnya ia gambarkan berada di tengah gelombang air laut.
Melalui lukisan ini, Danang seperti mengajak kita untuk menyelamatkan biota laut di Papua yang terkenal akan keindahannya. Lukisan ini sekaligus sebagai harapan Danang agar keberadaan hewan endemik tersebut bisa terjaga di masa depan.
Proses Kreatif Danang Farshad dengan Lukisannya
Terpilih sebagai salah satu seniman cilik di ARTJOG tahun ini merupakan sebuah pencapaian tersendiri bagi Danang. Untuk sampai di titik ini, tentu bukanlah proses yang singkat bagi Danang. Karya-karyanya yang selama ini hanya dilihat oleh keluarga, teman, serta guru di sekolah, kini bisa tampil di hadapan publik.
Danang sudah gemar melukis sejak lama, dari kelas 3 jenjang SD. Hobi corat-coretnya selalu didukung oleh orang tuanya. Ayah dan bundanya memberi support agar hobinya ini tersalurkan dan keterampilannya bisa terus berkembang.
Selain belajar menggambar di sekolahnya, Danang juga mengikuti kelas lukis di luar untuk mengasah keterampilannya. Bakat melukis Danang makin berkembang dibimbing oleh mentornya yang bernama Miss Della.
Danang dan orang tuanya mengaku cocok dengan metode pembelajaran yang diajarkan oleh Miss Della. Melalui kelas lukis tersebut, Danang distimulasi untuk berpikir kreatif dalam mengeksplorasi ide-idenya dan menuangkannya dalam bentuk lukisan.
Kegigihan dan kemauan Danang untuk terus berkembang akhirnya membuahkan hasil. Lukisannya bisa bersanding dengan seniman-seniman senior dan kenamaan di event akbar yang digelar setiap tahunnya ini. Lukisannya juga berjajar dengan karya anak-anak berbakat lainnya dari berbagai daerah di Indonesia.
Pengunjung bisa menemukan karya Danang terpajang di pojok ruang pameran. Sebagai petunjuk, lukisan tersebut berada di arah jam 1 ketika memasuki ruang ARTJOG Kids. Lukisan dengan dominan warna hijau ini tampak mencolok di bilik sekat ketiga sebelah kanan.
Ada satu lagi lukisan milik Danang, berjudul “Alienation”, yang tak boleh dilewatkan untuk diamati. Berukuran lebih kecil yakni 40x30cm, karya ini terpampang di sebelah lukisan “Kebaharian”. Ulasan mengenai lukisan ini bisa dibaca di Imajinasi "Alien is Take Over" dalam Lukisan Danang Farshad.
Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI. Kami menghadirkan info terbaru dan terupdate nasional maupun internasional.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)