Partager:

JAKARTA - Sebagai investor pemula tentu kamu masih asing dengan istilah diversifikasi yang banyak digunakan didunia investasi. Sebenarnya diversifikasi menjadi saran dari para ahli untuk berbicara dengan investor lain, terutama bagi investor pemula.

Munculnya diversifikasi sebagai rekomendasi bukan tanpa alasan. Diversifikasi adalah strategi dan senjata investasi yang kuat untuk meningkatkan keuntungan. Di sisi lain, diversifikasi digunakan sebagai senjata untuk mengurangi risiko, meskipun tidak ada yang akan membantah bahwa diversifikasi juga dapat meningkatkan keuntungan.

Dalam berinvestasi, ini berarti "Jangan letakkan semua aset kamu dalam satu perusahaan investasi" dan itulah arti sebenarnya dari "diversifikasi". Diversifikasi investasi, saran ahli - Setiap investor pasti menginginkan keuntungan yang tinggi dan peningkatan capital gain, baik yang menggunakan produk investasi jangka panjang maupun produk investasi jangka pendek.

Apa Itu Diversifikasi Investasi

Diversifikasi adalah istilah yang terkenal di kalangan investor, yang berarti berbagai jenis investasi. Ada pepatah yang sering dikaitkan dengan berbagai perubahan, yaitu tidak menaruh semua telur dalam satu keranjang. Artinya, jika Anda ingin berinvestasi, jangan berinvestasi dalam satu aplikasi.

Pada dasarnya, investor membuat portofolio yang terdiversifikasi untuk menghindari kerugian. Portofolio yang terdiversifikasi mengurangi risiko investasi. Contohnya adalah saham yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan.

Jika nilai saham perusahaan terus turun atau melemah, uang kamu akan berkurang dan nilai uang tidak akan meningkat. Jika kamu membagi uang dengan membeli dua saham dari perusahaan yang berbeda, itu akan mengurangi kemungkinan kamu akan kehilangan nilai portofolio.

Dengan kata lain, diversifikasi adalah strategi berinvestasi pada instrumen yang berbeda. Yang dimaksud di sini adalah instrumennya adalah uangnya, risikonya dan pengembaliannya. Misalnya, pengembalian investasi Saham Amerika akan berbeda dari obligasi.

Selain itu, likuiditas di sini berarti kemudahan dalam menjual dan membeli instrumen untuk investasi. Contoh terbaik di sini adalah investasi real estat. Jika kamu mengiklankan properti atau rumah, bukan berarti rumah tersebut akan langsung laku.

Bisa dijual besok, minggu depan atau bulan depan. Berbeda dengan saham yang bisa ditransaksikan di hari yang sama jika diinginkan dan bisa langsung profit di hari itu juga.

Langkah strategi untuk mendiversifikasi portofolio investasi Anda

Untuk melakukan Diversifikasi maka sebaiknya kamu jangan menginvestasikan uang kamu pada perusahaan dengan karakter yang sama. Misalnya kamu investasi pada Indonesia crypto exchange, di mana kamu akan investasikan portofolio ke dalamaset crypto. Dengan harapan nilai koin crypto yang kamu miliki punya nilai yang terus meningkat.

Namun yang harus diingat adalah jangan membeli terlalu banyak koin dengan jenis yang sama. Nah, untuk mendiversifikasi portofolio investasi, apa yang harus kamu lakukan? 5 langkah penting untuk mendiversifikasi portofolio investasi untuk memperluas portofolio.

1. Pahami toleransi risiko

Ketika kita berbicara tentang toleransi risiko, kita benar-benar berbicara tentang batas dan tingkat risiko yang dapat kita terima dan tingkat risiko minimum yang dapat kita ambil. Jika kamu tidak mempertimbangkan manfaatnya, pahami bagaimana alat investasi yang kamu pilih dan tunjukkan bahwa investasinya sudah siap

2. Tentukan aset yang siap diinvestasikan

Mencapai keseimbangan yang tepat antara tujuan keuangan dan toleransi risiko akan membantu kamu menentukan tujuan investasi dan mendiversifikasi portofolio. Biasanya, investor berisiko tinggi akan berinvestasi pada target dengan profil pengembalian tinggi.

Investor dengan toleransi risiko yang rendah akan mencari instrumen investasi yang berkualitas seperti obligasi pemerintah komersial (ORI), saham jangka panjang, dan reksa dana. Untuk mendapatkan hasil maksimal dari penataan kembali, investor harus mengalokasikan sebagian dari portofolio mereka ke kelas aset yang tidak berkorelasi.

3. Rutin melakukan rebalancing

Rebalancing adalah proses dimana investor menyesuaikan atau meningkatkan bobot aset yang termasuk dalam portofolio investasi. Dalam kasus saham, misalnya, restrukturisasi dapat merujuk pada aktivitas yang mencakup pembelian atau penjualan aset dalam portofolio untuk mempertahankan tingkat modal yang dibutuhkan.

Misalnya, dalam portofolio investasi investor, ada rasio nilai dengan definisi 50% diinvestasikan dalam saham dan 50 persen dalam obligasi. Jika suatu saat harga saham memiliki kinerja yang baik, investor dapat meningkatkan bobot sahamnya menjadi 70 persen dalam portofolionya.

Seorang investor dapat memutuskan untuk menjual beberapa saham dan membeli obligasi untuk menyeimbangkan bobot portofolio investasinya, yaitu 50/50. Menyesuaikan target alokasi portofolio investasi kamu akan membantu memastikan bahwa portofolio sesuai dengan toleransi risiko, kebutuhan investasi, dan tujuan keuangan Anda.

Di sisi lain, memutuskan untuk tidak menyesuaikan bobot akan meningkatkan peluang kamu untuk benar-benar berinvestasi.

4. Pahami kapasitas risikonya

Kebutuhan emosional dan kemampuan kamu untuk mengambil risiko sering kali bertentangan. Sebagai investor, kamu mungkin mengambil risiko lebih dari yang kamu mampu. Atau, dalam berinvestasi, kamu memiliki sifat tergesa-gesa ketika terkadang harus mengambil tindakan agresif.

Berbagai faktor seperti bobot investasi dalam reksa dana, nilai investasi dan tujuan investasi akan menentukan potensi risiko investor. Untuk itu, alangkah baiknya jika kamu bisa memahami sejauh mana potensi bahaya.

5. Fokus pada tujuan keuangan jangka panjang

Saat mengelola portofolio investasi kamu, gunakan metode seperti keseimbangan, disiplin, dan jangka panjang agar investasi dapat lebih fokus pada tujuan jangka panjang. Terkadang kita tergoda untuk berinvestasi pada "jenis investasi terbaik" yang direkomendasikan oleh para ahli, atau bahkan mencoba memilih "jenis investasi yang paling menguntungkan" tanpa bertanya pada diri sendiri apakah uang jenis ini dapat membantu kita memenuhi syarat tujuan keuangan jangka panjang kita.

Jika kamu memasuki masa pensiun sekarang, kamu pasti ingin memikirkan jenis investasi yang tepat untuk membantu menutupi pendapatan pensiun di masa depan. Apapun jenis investasi yang ingin kamu coba, pastikan terlebih dahulu jenis investasi tersebut sesuai dengan toleransi risiko dan tujuan keuangan kamu.

Berfokus pada kebutuhan dan tujuan keuangan kamu maka akan membantu kamu dalam menghadapi masa-masa sulit, menumbuhkan kekayaan kamu, dan mendapatkan hasil maksimal dari pembuatan portofolio investasi kamu.

Langkah-langkah penting di atas untuk membantu mengembangkan portofolio investasi kamu setidaknya dapat menjadi contoh ketika kamu ingin mendiversifikasi aset Ake berbagai instrumen investasi.

Dengan cara ini, kamu akan memiliki gagasan tentang bagaimana harus mempertimbangkan untuk membuat investasi kamu. Jika kamu berinvestasi di saham dan obligasi, misalnya dengan memahami toleransi risiko, potensi risiko, dan menentukan tujuan keuangan jangka panjang.

Kamu dapat menemukan jenis investasi lain yang cocok untuk kamu, seperti deposito, reksa dana pasar saham, obligasi pemerintah, atau crypto. Jika kamu masih bingung mau investasi dimana, maka kamu bisa melakukannya melalui aplikasi Nanovest.

Nanovest merupakan platform investasi saham-saham Amerika dan aset crypto. Keunggulannya, kamu bisa berinvestasi dengan uang mulai Rp 5.000. Tentu hal ini sangat membantu investor pemula dalam belajar dan mencari pengalaman dalam dunia investasi.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)