JAKARTA - Juventus memecat pelatih Massimiliano Allegri usai membawa tim memenangi Coppa Italia. Allegri langsung dipecat karena berperilaku buruk yang dinilai mempermalukan dan merusak citra Juve.
Di laga final Coppa Italia melawan Atalanta, Allegri menunjukkan perilaku sangat buruk. Bahkan wasit sampai memberinya kartu merah menjelang akhir pertandingan karena melakukan protes dan provokasi yang berlebihan atas keputusan wasit.
TIdak hanya itu, Allegri menunjukan sikap yang jauh dari kesantunan. Dirinya sampai membuang jas dan melepas dasi saking kesalnya dengan keputusan sang pengadil.
Bahkan Allegri nyaris melepas baju dan berteriak di hadapan wajah asisten wasit saat melakukan protes. Allegri juga bersitegang dengan Guido Vaciago, editor salah satu surat kabar terkemuka Italia, Tuttosport.
Pertandingan yang digelar di Stadion Olimpico, Roma, Kamis, 16 Mei 2024 dini hari WIB, berakhir dengan kemenangan 1-0 Juve. Striker Dusan Vlahovic mencetak satu-satunya gol di laga itu.
Juve tampaknya tidak terkesan dengan tindakan Allegri. Menariknya pelatih berusia 56 ini sesungguhnya sempat berandai-andai dipecat klub meski berhasil mengakhiri musim ini dengan meraih trofi. Ucapan Allegri pun menjadi kenyataan.
"Juventus mengumumkan telah mencopot Massimiliano Allegri dalam posisinya sebagai pelatih kepala tim pertama," demikian pernyataan klub.
"Pemberhentian karena perilaku tertentu selama dan setelah final Coppa Italia yang tidak sesuai dengan nilai-nilai dari Juventus. Mereka yang mewakili Juventus sudah seharusnya berperilaku seperti itu," pernyataan Juve.
Posisi Allegri kemudian digantikan pelatih Juve U-19 Paolo Montero. Namun Montero yang dikenal suka bermain kasar saat masih menjadi pilar pertahanan Bianconeri ini hanya menjadi pelatih sementara.
Allegri memang apes. Dirinya tidak hanya diberhentikan tetapi kasusnya pun akan ditindaklanjuti oleh Federasi Sepak Bola Italia (FIGC).
"Kami mengonfirmasi akan melakukan investigasi atas insiden yang terjadi di final Coppa Italia...Perselisihan yang melibatkan Allegri dengan editor koran Tuttosport Guido Vaciago menjadi perhatian FIGC," demikian statemen resmi dari FIGC.
Allegri tercatat dua kali diberhentikan klub. Dirinya menangani Juve sejak 2014. Selama lima tahun mengarsiteki La Vecchia Signora, Allegri memenangi berbagai trofi, termasuk lima kali meraih Scudetto secara berturut-turut.
Dia gagal melampaui rekor pelatih legendaris Juve Giovanni Trapattoni yang mampu membawa tim memenangi liga enam kali berturut-turut.
Trapattoni juga menjadi pelatih yang mencetak kemenangan paling banyak di antara pelatih Juve.
Dia meraih 596 kemenangan. Sedangkan Allegri hanya 407 kali menang. Namun Allegri mengungguli pelatih top lainnya Marcello Lippi yang tercatat 405 kali menang bersama Juve.
Allegri kemudian diberhentikan pada 2019. Dirinya kembali menangani Juve pada 2021 hingga kemudian diberhentikan kembali.
Allegri total memenangi 12 trofi, tetapi gagal pada dua final Liga Champions. Mereka dikalahkan Barcelona pada 2015 dan dua tahun kemudian dipaksa menyerah oleh Real Madrid.
VOIR éGALEMENT:
Meski gaya bermain Juve kerap mendapat kritikan selama di bawah penanganan Allegri, namun tak ada yang memungkiri pencapaian mengesankan sang pelatih.
Dia tercatat meraih 268 kemenangan, 68 kali imbang dan 71 kalah. Allegri juga tercatat pelatih paling sukses di antara yang lain dengan memenangi sedikitnya 150 kemenangan di Serie A Italia atau 67% dari 202 laga.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)