Partager:

JAKARTA - Manajemen Brighton and Hove Albion resmi menunjuk Roberto De Zerbi sebagai pelatih baru untuk menggantikan Graham Potter yang dibajak Chelsea. De Zerbi akan membawa seluruh staf pelatihnya ke Inggris.

Dikutip dari BBC, Senin, pelatih asal Italia yang sebelumnya melatih Sassuolo dan Shaktar Donetsk itu mendapat durasi kontrak selama empat tahun untuk menangani Brighton and Hove Albion.

Negosiasi antara De Zerbi dan manajemen Seagulls kabarnya berlangsung selama satu pekan. Setelah negosiasi rampung, pelatih berusia 43 tahun itu sudah berada di Inggris dan sempat menyaksikan laga persahabatan tim utama Brighton di Stadion Amex, akhir pekan ini.

De Zerbi dan seluruh staf pelatihnya juga dikabarkan tengah menyelesaikan pengurusan dokumen izin kerja untuk bisa segera memulai kiprahnya bersama Brighton. Jika proses itu selesai, De Zerbi diharapkan sudah bisa memimpin langsung the Seagulls saat menghadapi Liverpool pada pekan kesembilan Liga Premier awal bulan depan atau setelah jeda internasional.

Bos Brighton and Hove Albion, Tony Bloom mengatakan bahwa latar belakang tim menunjuk De Zerbi adalah karena terkesan dengan gaya permainan yang diusung mantan gelandang Napoli tersebut. Ia berharap De Zerbi bisa memimpin Brighton dengan baik.

''Tim-tim yang ditangani Roberto (De Zerbi) tampil dengan gaya sepak bola yang berani dan menarik. Saya yakin, pendekatan taktik yang diusung Roberto akan sangat sesuai dengan barisan pemain yang dimiliki tim ini,'' ujar Bloom seperti dilansir BBC.

Sejak dilepas Shakhtar Donetsk akibat perang Rusia-Ukraina pada Juli 2022 lalu, De Zerbi belum melatih lagi.

De Zerbi pertama kali menukangi Shakhtar Donetsk pada 2021. Pada tahun pertamanya itu pula De Zerbi sukses mempersembahkan Piala Super Ukraina. Karier pertama De Zerbi sebagai pelatih dimulai saat ia menangani klub amatir Italia, Darfo Boaria pada 2013.

Dengan kariernya yang mulus, hanya tiga tahun berselang De Zerbi sudah dipercaya menangani salah satu klub peserta Serie A Italia saat itu, Palermo. Namun, kemampuannya dalam meracik taktik dan strategi permainan mulai dilirik saat ia menukangi Sassuolo yang finis di peringkat kedelapan Serie A selama dua musim beruntun, termasuk pada musim 2020/2021.

Foto: Instagram.com/@officialbhafc


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)