JAKARTA - Polisi di Kongo timur menewaskan dua orang saat mereka menembaki para pelayat di pemakaman seorang penyanyi yang terbunuh yang dikenal karena mengecam pemerintahnya sendiri dan pemberontak yang didukung Rwanda.
Ribuan warga Kongo berkumpul untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Delcat Idengo, menyeret peti matinya yang berbentuk mobil melalui jalan-jalan di kota kelahirannya, Beni.
Sepanjang hari, para pelayat meneriakkan yel-yel menentang pemberontak M23 yang mereka salahkan atas pembunuhan Idengo bulan lalu setelah menguasai Goma, kota terbesar di Kongo timur, serta pemerintah yang telah berulang kali menangkapnya.
M23 belum secara langsung menanggapi tuduhan bahwa para pejuangnya telah membunuh Idengo.
Di Beni, yang berjarak hampir 200 km (120 mil) di utara Goma dan di bawah kendali pemerintah Kongo, kekerasan meletus setelah Idengo dikuburkan, dengan polisi melepaskan tembakan ke arah massa yang bermusuhan. Para saksi mata mengatakan mereka melihat dua orang tewas.
"Musisi Idengo dimakamkan di hadapan ribuan orang. Kami menyesalkan beberapa insiden yang terjadi selama pemakamannya," kata Wali Kota Beni, Jacob Nyofondo Tekodale, kepada wartawan dilansir Reuters, Rabu, 26 Maret.
VOIR éGALEMENT:
Idengo, yang bernama asli Delphin Katembo, mendapat banyak pengikut karena lagu-lagunya yang kritis terhadap pemerintah. Ia ditangkap beberapa kali, termasuk pada tahun 2021 karena menghina Presiden Felix Tshisekedi, dan tahun lalu saat melakukan protes.
Ia melarikan diri dari penjara utama di Goma bersama ribuan narapidana lainnya ketika M23 menyerbu kota itu pada bulan Januari.
Sehari sebelum ia ditembak, ia merilis lagu berjudul "Bunduki Za kwetu", yang berarti "senjata dari rumah" dalam bahasa Swahili, yang mengkritik kelompok bersenjata seperti M23.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)