Ingin Masuk AS Sebelum Trump Berkuasa, Ratusan Migran Legal Antre di Imigrasi Meksiko

Perbatasan AS-Meksiko/ILUSTRASI UNSPLASH/Barbara Zandoval

JAKARTA - Ratusan migran menunggu dalam antrean panjang di luar kantor imigrasi di Meksiko selatan. Mereka berharap mendapatkan perjalanan yang aman ke utara dan memasuki Amerika Serikat secara legal sebelum Presiden terpilih Donald Trump mulai menjabat pada Januari.

Trump berencana mengakhiri program kemanusiaan Presiden Joe Biden, termasuk program yang mengizinkan migran di beberapa wilayah Meksiko untuk membuat janji temu melalui aplikasi pemerintah AS, yang dikenal sebagai CBP One, untuk mendekati pelabuhan masuk dan memasuki AS secara legal.

Pemerintah Meksiko menjalankan program pengangkutan migran dengan janji temu CBP One yang telah dikonfirmasi dari Meksiko selatan hingga perbatasan utara.

Ini sebagai upaya untuk melindungi mereka dari geng dan kelompok kejahatan terorganisir yang memeras dan menculik migran yang bepergian ke seluruh negeri.

Pada Senin, 30 Desember, para migran di kota Tapachula, Meksiko selatan, menunggu untuk mendapatkan kursi di bus-bus ini. Mereka lega karena berhasil mendapatkan salah satu penunjukan CBP One yang didambakan pada awal Januari, sebelum Trump menjabat pada tanggal 20.

“Kami akan tiba sebelum Presiden Donald Trump menjabat, apa pun tindakan yang diambilnya,” kata migran asal Venezuela, Johandry Paz dilansir Reuters.

“Kami sudah memastikan janji temu dan kami ingin mencapai tujuan kami Amerika Serikat,” tuturnya.

Bus pemerintah Meksiko umumnya beroperasi dua atau tiga kali seminggu, mengangkut migran sejauh ribuan mil ke utara menuju kota-kota perbatasan Meksiko.

“Kemarin penunjukan saya dikonfirmasi pada 4 Januari, jadi saya terburu-buru untuk mencapai perbatasan,” kata migran asal Salvador Jose Escobar.

Ratusan ribu migran dapat memasuki AS secara legal dan mendapatkan izin kerja sebagai hasil dari CBP One dan program kemanusiaan Joe Biden lainnya.