Partager:

JAKARTA – Adanya tentara Korea Utara yang menjadi korban perang Rusia, membuat Presiden Volodymyr Zelenskyy mendesak China untuk memengaruhi Korea Utara (Korut), dan menekankan tanggung jawab Beijing untuk memastikan bahwa perang di Ukraina tidak meningkat.

"Bangsa Korea tidak boleh kehilangan rakyatnya dalam pertempuran di Eropa. Dan ini dapat dipengaruhi, khususnya oleh negara-negara tetangga, terutama China," katanya dalam sebuah pidato malam yang diunggah di akun media sosial X, Jumat, 27 Desember.

"Jika China tulus dalam pernyataannya bahwa perang tidak boleh meningkat, mereka harus memberikan tekanan yang tepat kepada Pyongyang," kata Zelenskyy setelah pertemuan Staf Panglima Tertinggi untuk membahas perkembangan di garis depan.

"Wilayah Donetsk adalah yang paling intens, demikian pula wilayah Zaporizhzhia, Kherson, dan Kharkiv," katanya dikutip dari Anadolu.

Presiden Zelenskyy  juga menyoroti perkembangan yang meresahkan di Oblast Kursk Rusia, di mana personel militer Korea Utara dilaporkan telah bergabung dalam pertempuran bersama pasukan Rusia.

"Mereka mengalami banyak kerugian. Sangat banyak. Dan kita dapat melihat bahwa militer Rusia dan penguasa Korea Utara sama sekali tidak tertarik pada kelangsungan hidup orang-orang Korea ini," katanya.

"Semuanya diatur sedemikian rupa sehingga mustahil bagi kami untuk menangkap orang-orang Korea sebagai tawanan -- orang-orang mereka sendiri yang mengeksekusi mereka, ada kasus-kasus seperti itu."

Zelenskyy mengungkapkan bahwa pasukan Ukraina baru-baru ini menangkap beberapa tentara Korea Utara yang terluka dan tidak dapat diselamatkan.

"Ini adalah salah satu bentuk kegilaan yang dapat dilakukan oleh kediktatoran," katanya menambahkan.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)