Partager:

SOLO – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti mengungkapkan bahwa penerimaan peserta didik baru (PPDB) dengan sistem zonasi masih dalam tahap kajian. Keputusan final mengenai sistem ini akan ditentukan melalui sidang kabinet.  

"Proses pengkajian mengenai sistem zonasi PPDB masih berlangsung," ujar Abdul Mu'ti di Solo, Jawa Tengah,seperti dilansir ANTARA, Minggu 8 Desember.  

Ia menjelaskan bahwa keputusan mengenai sistem zonasi tidak dapat diambil secara sepihak oleh Kementerian Pendidikan, melainkan harus melalui pembahasan bersama kementerian terkait.

"Keputusan terkait zonasi akan diputuskan setelah rapat kabinet," tegasnya.  

Abdul Mu'ti juga menyatakan bahwa hingga saat ini, pihaknya belum menerima arahan langsung dari Presiden Prabowo Subianto terkait kebijakan tersebut. "Hingga kini, keputusan mengenai PPDB sistem zonasi masih menunggu hasil rapat," tambahnya.  

Sebelumnya, Abdul Mu'ti menyampaikan bahwa kajian sistem zonasi melibatkan berbagai pihak, termasuk kepala dinas pendidikan dari seluruh Indonesia, para pakar, hingga pemangku kepentingan di bidang pendidikan.  

Ia berharap sistem zonasi dapat diperbaiki dan diterapkan dengan pendekatan baru pada tahun ajaran mendatang. "Berbagai kelemahan ini sedang terus kami pelajari. Kami berharap pada tahun ajaran 2025-2026, sistem zonasi baru yang telah melalui kajian mendalam dapat diterapkan," jelas Abdul Mu'ti.  

Abdul Mu'ti juga sempat bertemu Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Jakarta pada pertengahan November lalu. Dalam pertemuan tersebut, ia membahas arah kebijakan PPDB berbasis zonasi. "Keputusan finalnya akan dibahas dan diputuskan dalam sidang kabinet," pungkasnya.  

Sistem zonasi PPDB telah menjadi topik diskusi panjang, dengan sejumlah tantangan dan kelemahan yang perlu diselesaikan. Kementerian berharap sistem yang lebih baik dapat memberikan pemerataan akses pendidikan bagi seluruh peserta didik di Indonesia.  


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)