Partager:

YOGYAKARTA - Profil Meutya Hafid banyak dicari setelah, Golkar mengajukan beberapa nama calon menteri. Meutya Hafid dulunya sering muncul di layar kaca sebagai jurnalis di Metro TV.

Selain membawakan berita, Meutya juga menjadi presenter untuk beberapa program. Namun, dengan bertambahnya pengalaman selama berkarier di dunia jurnalistik, Meutya akhirnya memutuskan untuk terjun ke dunia politik praktis.

Profil Meutya Hafid

  • Mantan Jurnalis Metro TV

Meutya Viada Hafid adalah sosok wartawati dan politikus yang dikenal luas di Indonesia. Lahir pada 3 Mei 1978, Meutya memulai kariernya sebagai jurnalis sebelum terjun ke dunia politik.

Sebelum terjun ke dunia politik, ia berkarir sebagai jurnalis di Metro TV dan juga tampil sebagai pembawa acara di sejumlah program televisi.

Meutya Hafid awalnya berkarir sebagai jurnalis di Metro TV (antaranews)
  • Riwayat Pendidikan

Dilansir dari laman Wikipedia, Meutya Hafid menempuh pendidikan dasar di SD Negeri Menteng 02 dari tahun 1984 hingga 1990, dilanjutkan dengan pendidikan di SMP Negeri 1 Jakarta pada 1990-1993.

Setelah itu, Meutya melanjutkan studi di Crescent Girl's School, Singapura, hingga lulus pada 1997. Untuk pendidikan tinggi, Meutya memperoleh gelar Sarjana (S-1) dari Universitas New South Wales, Australia, pada periode 1997-2001.

Tak berhenti di situ, Meutya juga meraih gelar Magister (S-2) dari Universitas Indonesia pada 2015-2018.

  • Pernah Disandera di Irak

Pada 18 Februari 2005, Meutya Hafid dan juru kamera Budiyanto mengalami insiden penculikan oleh sekelompok pria bersenjata saat sedang bertugas di Irak.

Sebelumnya, Metro TV terakhir kali berkomunikasi dengan Meutya pada 15 Februari, tiga hari sebelum peristiwa tersebut. Setelah beberapa hari disandera, mereka akhirnya dibebaskan pada 21 Februari 2005, mengakhiri masa penahanan yang menegangkan.

  • Membukukan Kisah Penculikannya

Pengalaman menegangkan Meutya selama di Irak, kemudian diabadikan olehnya dalam sebuah buku yang diluncurkan pada 28 September 2007.

Buku berjudul “168 Jam dalam Sandera: Memoar Seorang Jurnalis yang Disandera di Irak” merupakan hasil tulisan Meutya sendiri. Dirinya  menceritakan secara detail kisahnya selama disandera di Irak dan refleksinya sebagai seorang jurnalis.

  • Gagal di Pilkada

Pada tahun 2010, Meutya Hafid berpasangan dengan Dhani Setiawan Isma sebagai calon Walikota dan Wakil Walikota Binjai untuk periode 2010-2015. Mereka diusung oleh koalisi besar yang melibatkan Partai Golkar, Demokrat, Hanura, PAN, dan 16 partai non-fraksi.

Sebelum melanjutkan, baca juga artikel yang membahas Begini Aturan Kampanye Pilkada di Kampus Berdasarkan Ketetapan MK

Namun sayang, pasangan ini kalah dalam pilkada dengan dugaan kesalahan rekapitulasi suara di tingkat PPK yang menyebabkan pengurangan suara mereka.

  • Dilantik Menjadi Anggota DPR

Meskipun gagal dalam pilkada, pada bulan Agustus 2010, Meutya Hafid dilantik sebagai Anggota DPR secara antar waktu dari Partai Golkar. Meutya menggantikan posisi Burhanudin Napitupulu yang telah meninggal dunia.

  • Masuk Bursa Calon Menteri

Masuknya Meutya Hafid sebagai calon menteri diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal Partai Golkar, M Sarmuji, yang menyatakan bahwa partainya telah mengusulkan beberapa nama calon menteri kepada Prabowo Subianto.

Meskipun demikian, keputusan akhir mengenai siapa yang akan menjabat sebagai menteri tetap merupakan hak prerogatif presiden terpilih. Sarmuji menambahkan bahwa Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, telah berkomunikasi dengan Prabowo mengenai nama-nama yang diusulkan untuk posisi menteri.

Selain profil meutya hafid, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari VOI dan follow semua akun sosial medianya! 


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)