Partager:

BANDA ACEH - Dinas PPKB3A Kabupaten Aceh Besar mengklaim prevalensi stunting di kabupaten itu turun 1,1 persen, dari 15,9 persen pada Desember 2023 menjadi 14,08 persen pada Maret 2024.

“Berdasarkan data elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (E-PPGBM), angka stunting di daerah ini menurun sebesar 1,1 persen," kata Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPKBP3A) Kabupaten Aceh Besar Fadlan di Lambaro, Sabtu.

Penurunan stunting tersebut, katanya, tidak terlepas dari langkah-langkah konkret yang diambil oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Besar bersama dengan instansi terkait lainnya.

Ia menjelaskan langkah-langkah penurunan stunting yang dilakukan, yakni melaksanakan kelas ibu hamil dan ibu balita di 28 puskesmas, pelatihan kader dalam rangka penanganan dari pengendalian stunting dan supervisi pelayanan dan program KIA dalam pengelolaan Posyandu.

Kemudian, pertemuan evaluasi intervensi spesifik stunnting, pemberian makanan tambahan balita kurang gizi dan ibu hamil kekurangan energi kronis (KEK), pendampingan pemberian MPASI dan ASI eksklusif dan pelatihan pelaksana dalam penyiapan pemberian makanan tambahan berbasis pangan lokal bagi ibu hamil KEK dan balita kurang gizi tingkat kabupaten dan Puskesmas.

“Kita juga melakukan pencatatan stunting dan pendampingan sasaran keluarga berisiko stunting serta audit kasus stunting yang tersebar di 23 kecamatan di Kabupaten Aceh Besar,” katanya.

Pihaknya optimistis kasus stunting di kabupaten itu akan terus turun dengan peran serta lintas sektor lewat konvergensi, kolaborasi, sinergi, dan integrasi.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)