Perbedaan Konflik dan Kekerasan, Sering Dianggap Sama padahal Beda
YOGYAKARTA – Konflik dan kekerasan seringkali dianggap sama. Padahal keduanya memiliki arti yang berbeda baik dari sisi penyebab, dampak, hingga penyelesaiannya. Artikel ini akan membahas perbedaan konflik dan kekerasan untuk menghindari kesalahkaprahan.
Perbedaan Konflik dan Kekerasan
Perlu diketahui bahwa konflik dan kekerasan melibatkan setidaknya dua pihak atau lebih. Berikut ini perbedaan mendasar antara konflik dan kekerasan.
- Pengertian
Perbedaan yang paling mudah dilihat adalah arti konflik dan kekerasan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konflik diartikan sebagai pertentangan antara dua kekuatan. Istilah tersebut juga serupa dengan perselisihan dan pertentangan.
Sedangkan kekerasan adalah perbuatan seseorang atau kelompok orang yang menyebabkan cedera atau matinya orang lain atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain.
- Penyebab
Pemicu konflik bisa beragam, namun biasanya dilandasi karena adanya perbedaan paham dan kepentingan tertentu antar kelompok. Saat itu terjadi, akan ada jurang pemisah antar kelompok yang membuat perselisihan.
Sedangkan kekerasan bisa dipicu oleh kebijakan atau keputusan politik yang dibarengi dengan penggunaan kekuasaan atau kekuatan militer.
- Peran budaya
Peran budaya atau adat istiadat ikut memegang peran penting kebiasaan melakukan kekerasan. Berbeda dengan konflik yang bisa terjadi tanpa ada peran budaya yang mengatur kelompok. Misalnya, adat suku tertentu yang mendukung kekerasan fisik sebagai hukuman.
- Cara yang dilakukan
Jika dalam kelompok sosial terdapat konflik, baik individu maupun kelompok akan berusaha menjatuhkan satu sama lain. Hanya saja cara yang dilakukan tidak selalu dengan kekerasan. Sedangkan kekerasan dilakukan dengan serangan, penghancuran, perusakan hingga berakibat pada kerusakan baik fisik maupun mental.
Perlu diketahui bahwa konflik dapat melahirkan kekerasan. Biasanya hal itu bisa muncul jika konflik terjadi dalam jangka waktu yang lama.
VOIR éGALEMENT:
- Kemunculan korban
Kemunculan korban bisa terjadi baik dalam konflik maupun kekerasan. Namun korban yang muncul bisa datang dari dua belah pihak. Sedangkan pada konflik potensi kemunculan korban datang dari pihak yang lemah. Kelompok atau individu yang lebih kuat akan menggunakan kekuatannya demi meminimalisir kemunculan korban dari diri atau kelompoknya.
- Penyelesaian
Baik konflik maupun kekerasan sama-sama bisa diselesaikan namun dengan cara yang berbeda. Pada kasus konflik, penyelesaian bisa dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan mendatangkan pihak ketiga sebagai mediator yang menjembatani kompromi dua belah pihak yang berselisih.
Sedangkan pada kekerasan kompromi tidak selalu berhasil. Pihak yang paling kuat akan berusaha mendominasi bagaimana pun caranya. Kompromi sulit terjadi jika tidak ada keuntungan yang didapatkan oleh pihak pemenang. Kekerasan bisa diselesaikan lewat keputusan pengadilan yang sifatnya memaksa dan mutlak harus ditaati.
Itulah beberapa perbedaan konflik dan kekerasan. Kunjungi VOI.id untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.