JAKARTA - Sulit untuk menemukan sosok pemain yang sangat penting bagi satu klub seperti halnya Lionel Messi bagi Barcelona. Itu sebabnya, ketika hubungan mereka cepat atau lambat berakhir, tidak mudah untuk mengukur dampak kepergiannya terhadap Los Blaugrana

Salah satu perbandingan yang bisa kita buat adalah Michael Jordan, yang kepergiannya mengguncang Chicago Bulls. Jordan meninggalkan Bulls pada 1998 setelah memenangkan cincin NBA keenamnya dan, anehnya, Messi bisa meninggalkan Barcelona setelah menerima Ballon d'Or keenamnya.

Didac Piferrer dari MARCA menulis, dalam pertanda buruk bagi Barcelona, ​​Bulls belum memenangkan satu gelar pun sejak Jordan pergi pada tahun 1998. Selain itu, keluarnya MJ memicu revolusi besar tim. Pelatih Phil Jackson dan pemain ikonik seperti Scottie Pippen dan Dennis Rodman juga hengkang.

Pergantian guard serupa bisa terjadi di Camp Nou ketika Ronald Koeman mencoba mendepak pemain seperti Luis Suarez pada musim panas ini. Paralel menarik lainnya antara kedua kasus tersebut adalah bahwa Barcelona dan Bulls sama-sama menderita masalah keuangan.

Tahun ini, klub Catalan menghadapi beban pandemi COVID-19 yang menghentikan musim selama tiga bulan. Sementara Bulls terlibat dalam lockout (penghentian kerja) NBA pada 1998 hingga 1999. 

Di level pemasaran, Jordan telah meninggalkan warisan abadi. Dia masih tercatat sebagai pemain dengan penjualan kaos terbanyak untuk Bulls. Adapun Messi, Barcelona bisa kehilangan banyak hal jika dia dan nilai pemasarannya diizinkan meninggalkan klub. 

Yang pasti, kepergian Messi bukan berarti akhir untuk Barcelona, ​​yang merupakan klub yang sangat sukses sebelum dia tiba. Namun, sulit membayangkan Los Blaugrana tanpa pemain waralaba mereka karena ketidakpastian masa depan mereka tumbuh dari hari ke hari.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)