JAKARTA -  Beijing menaikkan tarifnya atas impor AS menjadi 125%, sebagai balasan atas keputusan Presiden AS Donald Trump untuk menaikkan bea atas barang-barang China menjadi 145%.

Kondisi ini dianggap meningkatkan pertaruhan dalam perang dagang yang mengancam akan menghancurkan rantai pasokan global.

Sementara itu, kekacauan yang dipicu oleh tarif Trump sempat menunjukkan sedikit tanda-tanda pelonggaran.

Pemulihan singkat untuk saham yang terpukul setelah Trump memutuskan untuk menghentikan bea masuk bagi puluhan negara selama 90 hari dengan cepat menghilang, karena perhatian kembali pada perang dagangnya yang meningkat dengan China yang memicu ketakutan akan resesi global.

Saham global jatuh, dolar merosot dan aksi jual obligasi pemerintah AS meningkat pada Jumat, menyalakan kembali ketakutan akan kerapuhan di pasar obligasi terbesar di dunia. Emas, tempat berlindung yang aman bagi investor di saat krisis, mencapai rekor tertinggi.

"Risiko resesi jauh, jauh lebih tinggi sekarang daripada beberapa minggu yang lalu," kata Adam Hetts, kepala multi-aset global di Janus Henderson dilansir Reuters, Jumat, 11 April.

Menteri Keuangan AS Scott Bessent mencoba menenangkan pihak yang skeptis dengan mengatakan lebih dari 75 negara ingin memulai negosiasi perdagangan.

Trump sendiri menyatakan harapannya akan tercapai kesepakatan dengan China yang punya kekuatan ekonomi nomor 2 di dunia.

Namun ketidakpastian tersebut memperpanjang beberapa perdagangan yang paling fluktuatif sejak awal pandemi COVID-19.

Indeks Asia sebagian besar mengikuti penurunan Wall Street pada hari Jumat. Di Eropa, kenaikan tarif terbaru China membuat saham turun, menyebabkan STOXX 600 turun lebih dari 1% pada hari itu dan bersiap untuk penurunan lagi pekan ini, salah satu yang paling fluktuatif dalam catatan.

Bessent mengabaikan gejolak pasar yang baru terjadi pada hari Kamis dan mengatakan mencapai kesepakatan dengan negara lain akan membawa kepastian.

AS dan Vietnam sepakat untuk memulai pembicaraan perdagangan formal, kata Gedung Putih.

Pusat manufaktur Asia Tenggara tersebut siap untuk menindak barang-barang China yang dikirim ke Amerika Serikat melalui wilayahnya dengan harapan dapat menghindari tarif.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)