JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memanggil Danny Praditya yang merupakan eks Direktur Komersial PT Perusahaan Gas Negara (PGN) pada hari ini, Jumat, 11 April.
Danny akan diperiksa terkait kerja sama jual beli gas antara PT PGN dengan PT Inti Alasindo Energi (IAE).
“Pemeriksaan dilakukan di gedung KPK Merah Putih,” kata Juru Bicara KPK Tessa Mahardhika kepada wartawan dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 11 April.
Berdasarkan informasi diperoleh, Danny yang juga eks Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) telah berstatus tersangka. Dia ditetapkan bersama seorang lainnya, yakni Iswan Ibrahim yang merupakan Direktur Utama PT Isargas sekaligus Komisaris PT IAE.
Adapun Iswan Ibrahim turut dipanggil juga oleh penyidik. Namun, belum dirinci Tessa soal hadir tidaknya kedua orang tersebut.
Diberitakan sebelumnya, KPK pada tanggal 13 Mei 2024 mengumumkan telah memulai penyidikan perkara dugaan korupsi di PT PGN Tbk. pada tahun anggaran 2018-2020. Penyidikan perkara dugaan korupsi tersebut berdasarkan hasil audit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia.
Dugaan tindak pidana korupsi tersebut terjadi dalam proses jual beli gas antara PT PGN dan perusahaan yang berinisial PT IG pada tahun 2018-2020 dan disebut telah merugikan keuangan negara hingga ratusan miliar rupiah.
Dalam kasus ini, sudah ada dua orang yang dicegah ke luar negeri untuk memudahkan pengusutan dugaan korupsi tersebut. Berdasarkan informasi, mereka adalah Danny Praditya yang merupakan merupakan Direktur Komersial PT PGN periode 2016-2019 serta eks Direktur Utama PT Inalum dan Iswan Ibrahim yang merupakan Direktur Utama PT Isargas.
Penyidik juga sudah memeriksa sejumlah saksi dalam kasus ini, di antaranya eks Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati pada Senin, 17 Maret. Dia diperiksa dalam kapasitasnya sebagai Direktur Sumber Daya Manusia PT Pertamina (Persero) dan dicecar penyidik soal pembentukan holding minyak dan gas (migas).
SEE ALSO:
Dilansir dari sejumlah pemberitaan, holding atau induk usaha BUMN urusan minyak dan gas bumi ini didirikan pada 2018. Prosesnya adalah menggabungkan PT Pertamina Gas (Pertagas) sebagai anak usaha PT Pertamina (Persero) dengan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk.
Salah satu alasan pembentukan holding migas ini disebut Direktur Utama PGN Jobi Triananda Hasjim adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas. Kemudian, biaya operasi dan investasi bisa ditekan berada di angka 8 dolar Amerika Serikat --dengan kurs 2018--.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)