JAKARTA – Jumlah pemudik yang berangkat menggunakan bus antarkota antarprovinsi (AKAP) di Terminal Terpadu Pulogebang, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, mulai mengalami lonjakan signifikan menjelang Hari Raya Lebaran 2025. Peningkatan ini terjadi pada Selasa, 25 Maret 2025.

Kepala Terminal Terpadu Pulogebang, Hendra Kurniawan, mengatakan bahwa peningkatan jumlah pemudik sudah terlihat sejak Jumat, 21 Maret 2025.

"Melihat dari data kami sejak 21 Maret 2025, sudah terjadi peningkatan. Biasanya, dalam hari-hari normal, kami memberangkatkan sekitar 1.200 hingga 1.300 penumpang. Namun, pada Jumat lalu, jumlah penumpang yang berangkat mencapai 2.200 orang," ujar Hendra kepada wartawan.

Menurut Hendra, lonjakan jumlah penumpang juga terjadi pada Minggu, 23 Maret 2025. Ia memperkirakan puncak arus mudik di terminal tersebut akan berlangsung pada Kamis, 27 Maret, hingga Jumat, 28 Maret 2025.

"Pada Minggu kemarin, kami memberangkatkan sekitar 3.800 penumpang. Diperkirakan jumlah ini akan tetap berada di atas angka 2.000 hingga 3.000 penumpang per hari hingga H-4 atau H-3 Lebaran, yaitu pada 27 dan 28 Maret, yang diprediksi sebagai puncak arus mudik," jelasnya.

Hendra menambahkan bahwa Sumatera Barat kembali menjadi salah satu tujuan favorit para pemudik, seperti tahun-tahun sebelumnya.

"Destinasi favorit pemudik, seperti tahun-tahun sebelumnya, adalah Sumatera Barat. Kemudian di Pulau Jawa, pemudik banyak yang menuju Yogyakarta, Surabaya, dan Malang," katanya.

Untuk memastikan keamanan dan kenyamanan selama musim mudik, pihak Terminal Terpadu Pulogebang telah menyiagakan petugas selama 24 jam dalam tiga shift.

"Setiap shift terdiri dari 10 orang, termasuk petugas keamanan, petugas kebersihan, dan operasional. Selain itu, kami juga dibantu oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub), kepolisian, TNI, Satpol PP, tenaga kesehatan, dan pihak lainnya. Prinsipnya, kami siap menyambut para pemudik," tuturnya.

Sementara itu, seorang pemudik tujuan Riau, Handoko (35), mengaku bahwa harga tiket bus mengalami kenaikan selama musim mudik. Ia merasakan kenaikan harga tiket sebesar Rp 100 ribu hingga Rp 200 ribu per orang.

"Harga tiket naik sekitar Rp 100 ribu hingga Rp 200 ribu dari biasanya. Biasanya harga tiket berkisar Rp 600 ribu hingga Rp 650 ribu, sekarang naik menjadi Rp 750 ribu," keluhnya.

Meskipun harga tiket meningkat, Handoko tetap memilih untuk mudik demi bertemu keluarganya di kampung halaman.

"Saya dan istri harus mengeluarkan sekitar Rp 1,6 juta untuk tiket. Berat, tapi kami tetap harus mudik karena sudah lama tidak pulang," katanya.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)