JAKARTA - Politikus Partai Gerindra sekaligus Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait (Ara) menjelaskan alasan dirinya membuka sayembara senilai Rp8 miliar bagi siapa saja yang bisa menangkap buron kasus suap pergantian antarwaktu (PAW), Harun Masiku.

Sebagai warga negara Indonesia, Maruarar menegaskan, dirinya tak terima jika negara kalah dengan koruptor.

"Saya sebagai warga negara tidak terima negara saya, bangsa ini kalah sama koruptor namanya Harun Masiku," ujar Ara di Jakarta Barat, Sabtu, 30 November.

"Saya yakin, itu ada masalah-masalah besar yang dia simpan, dan dia melibatkan orang-orang besar. Saya tidak tahu ya," sambungnya.

Menurutnya, perlu campur tangan masyarakat Indonesia untuk memberantas pelaku korupsi, terutama mencari Harun Masiku. Apalagi, sudah cukup lama Harun menjadi buron KPK.

"Ini sudah waktunya rakyat terlibat. Pasang mata, dan telinga baik-baik, dari berkat yang Tuhan kasih kepada saya, saya tidak mau negara ini kalah dari koruptor yang namanya Harun Masiku. Negara ini harus menang," tegasnya.

Eks politisi PDIP itu mengaku menerima banyak respons positif dari KPK dan beberapa anggota DPR RI. Dia bilang, banyak pihak mendukung sayembara tersebut.

"Ini negara besar, partisipasi publiknya tinggi, masak Harun Masiku bisa mengalahkan negara sih? Dan saya mendapatkan WA, SMS dari teman-teman DPR saya lihat positif, dari KPK positif, jadi partisipasi publik," katanya.

Sebelumnya, Wakil Ketua KPK, Johanis Tanak, mengapresiasi langkah Maruarar Sirait yang mengadakan sayembara untuk menemukan buronan kasus korupsi, Harun Masiku. Johanis bahkan disebut layak dapat penghargaan.

Maruarar mengadakan sayembara dengan uang hadiah Rp8 miliar bagi siapapun yang berhasil menangkap Harun Masiku, buronan dalam kasus suap pergantian antar waktu (PAW) anggota DPR RI.

"Beliau tentunya layak atau patut menjadi contoh dan beliau patut diberi penghargaan," kata Johanis saat dihubungi wartawan, Kamis, 28 November.

Johanis bilang Maruarar mau memberikan hartanya untuk menangkap pelaku korupsi. Padahal, komisi antirasuah sedang melakukan pencarian di saat yang bersamaan.

"Hanya beliau yang mau mengorbankan hartanya agar pelaku tindak pidana korupsi yang melarikan diri dapat ditangkap dan diproses sesuai ketentuan hukum," tegasnya.

JAKARTA - Gerindra Party politician and Minister of Housing and Settlement Areas (PKP), Maruarar Sirait (Ara) explained the reason he opened a competition worth IDR 8 billion for anyone who could catch the fugitive in the interim replacement bribery case (PAW), Harun Masiku.

Sebagai warga negara Indonesia, Maruarar menegaskan, dirinya tak terima jika negara kalah dengan koruptor.

"Saya sebagai warga negara tidak terima negara saya, bangsa ini kalah sama koruptor namanya Harun Masiku," ujar Ara di Jakarta Barat, Sabtu, 30 November.

"Saya yakin, itu ada masalah-masalah besar yang dia simpan, dan dia melibatkan orang-orang besar. Saya tidak tahu ya," sambungnya.

Menurutnya, perlu campur tangan masyarakat Indonesia untuk memberantas pelaku korupsi, terutama mencari Harun Masiku. Apalagi, sudah cukup lama Harun menjadi buron KPK.

"Ini sudah waktunya rakyat terlibat. Pasang mata, dan telinga baik-baik, dari berkat yang Tuhan kasih kepada saya, saya tidak mau negara ini kalah dari koruptor yang namanya Harun Masiku. Negara ini harus menang," tegasnya.

Eks politisi PDIP itu mengaku menerima banyak respons positif dari KPK dan beberapa anggota DPR RI. Dia bilang, banyak pihak mendukung sayembara tersebut.

"Ini negara besar, partisipasi publiknya tinggi, masak Harun Masiku bisa mengalahkan negara sih? Dan saya mendapatkan WA, SMS dari teman-teman DPR saya lihat positif, dari KPK positif, jadi partisipasi publik," katanya.

Sebelumnya, Wakil Ketua KPK, Johanis Tanak, mengapresiasi langkah Maruarar Sirait yang mengadakan sayembara untuk menemukan buronan kasus korupsi, Harun Masiku. Johanis bahkan disebut layak dapat penghargaan.

Maruarar mengadakan sayembara dengan uang hadiah Rp8 miliar bagi siapapun yang berhasil menangkap Harun Masiku, buronan dalam kasus suap pergantian antar waktu (PAW) anggota DPR RI.

"Beliau tentunya layak atau patut menjadi contoh dan beliau patut diberi penghargaan," kata Johanis saat dihubungi wartawan, Kamis, 28 November.

Johanis bilang Maruarar mau memberikan hartanya untuk menangkap pelaku korupsi. Padahal, komisi antirasuah sedang melakukan pencarian di saat yang bersamaan.

"Hanya beliau yang mau mengorbankan hartanya agar pelaku tindak pidana korupsi yang melarikan diri dapat ditangkap dan diproses sesuai ketentuan hukum," tegasnya.

"As a citizen, I do not accept my country, this nation is inferior to a corruptor whose name is Harun Masiku," said Ara in West Jakarta, Saturday, November 30.

"I'm sure, those are big problems he keeps, and he involves big people. I don't know. I don't know," he continued.

According to him, it is necessary to intervene in Indonesian society to eradicate perpetrators of corruption, especially looking for Harun Masiku. Moreover, Harun has been a fugitive from the KPK for a long time.

"It's time for the people to get involved. Put their eyes on, and have good ears, from the blessings God has given me, I don't want this country to lose to a corruptor whose name is Harun Masiku. This country must win," he said.

The former PDIP politician admitted that he received many positive responses from the KPK and several members of the DPR RI. He said many parties supported the competition.

"This is a big country, the public participation is high, how can Harun Masiku beat the country anyway? And I got WA, I saw positive SMS from DPR friends, from the KPK, positive, so public participation," he said.

Previously, the Deputy Chairperson of the KPK, Johanis Tanak, appreciated Maruarar Sirait's move to hold a competition to find a fugitive in a corruption case, Harun Masiku. Johanis was even called worthy of an award.

Maruarar held a competition with a prize money of Rp. 8 billion for anyone who managed to arrest Harun Masiku, a fugitive in the bribery case for the interim replacement (PAW) of members of the Indonesian House of Representatives.

"He certainly deserves or deserves to be an example and he deserves an award," Johanis said when contacted by reporters, Thursday, November 28.

Johanis said Maruarar wanted to give his property to arrest the perpetrators of corruption. In fact, the anti-corruption commission is conducting a search at the same time.

"Only he wants to sacrifice his property so that the perpetrators of corruption crimes who run away can be arrested and processed according to legal provisions," he said.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)