BANJARMASIN - Balai Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Kalimantan Selatan (BKSDA Kalsel) menerjunkan tim rescue untuk memantau dengan intens satwa liar beruang madu yang muncul ketiga kalinya di Desa Kuripan, Kecamatan Kuripan, Kabupaten Barito Kuala.
Kepala BKSDA Kalsel Agus Ngurah Krisna mengatakan, laporan diterima berdasarkan pantauan pihak kecamatan. Masyarakat setempat melihat satwa liar itu muncul pada Selasa lalu di permukiman warga.
“Sementara ini kita menduga ada satu ekor beruang madu yang masih berkeliaran. Ini laporan yang ketiga kalinya setelah sebelumnya laporan pertama pada Januari dan laporan kedua pada Juni lalu, namun proses evakuasi saat itu gagal,” katanya saat dikonfirmasi di Banjarmasin, Antara, Kamis, 5 September.
Agus menyebutkan untuk laporan ketiga kalinya ini, pihaknya telah menerjunkan tim rescue berjumlah enam orang yang akan memantau dengan intens aktivitas beruang madu tersebut di Kuripan dan sekitarnya.
“Kami sudah memasang kandang jebak. Tim juga menyiapkan senjata bius dan kelengkapan penunjang lainnya,” ucapnya.
Dia mengungkapkan hingga saat ini, sudah ada tiga ekor beruang madu yang berhasil dievakuasi yang berasal dari tiga lokasi berbeda, yakni dari Kecamatan Margasari (Kabupaten Barito Kuala), Kabupaten Tanah Laut, dan Kabupaten Tapin. Dan sementara ini ditempatkan di kandang transit.
Agus menjelaskan terkait munculnya satwa liar ini ke permukiman warga di Barito Kuala disebabkan banyak faktor, seperti kurangnya pakan di habitat, gangguan akibat aktivitas manusia, berkurangnya luas habitat, dan bisa jadi kawasan itu merupakan jalur jelajah habitat beruang madu.
Menurutnya, perlu dilakukan kajian terkait daya dukung habitat beruang madu di Kabupaten Barito Kuala apakah masih layak atau tidak sebagai habitat satwa liar tersebut.
Dia juga mengimbau agar masyarakat segera melaporkan ke BKSDA Kalsel ataupun aparat terdekat jika melihat beruang madu dan satwa liar lainnya muncul di permukiman warga ataupun di tempat umum lainnya.
SEE ALSO:
“Saya mengajak seluruh pihak dapat menjaga kelestarian satwa liar dan habitatnya di mana pun dengan cara tidak diburu, tidak memperjualbelikan, dan tidak memelihara satwa liar,” ujar Agus.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)