Kerusakan Parah Imbas Banjir Bandang Wajo: 6 Rumah Nyaris Tak Bisa Ditempati Lagi, 205 Hektare Tambak Terendam
Foto Udara kondisi Desa Kali pascabanjir bandang di Kabupaten Luwu, Sulsel, Minggu 55Mei 2024. (ANTARA FOTO-Hasrul Said)

JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan 13 unit rumah warga di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan (Sulsel) rusak imbas diterjang banjir bandang, 6 di antaranya rusak berat nyaris tidak bisa ditempati lagi.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, kerusakan berat juga melanda fasilitas publik di antaranya gedung pendidikan sebanyak 2 unit, bangunan tempat ibadah 11 unit, bangunan gedung kesehatan 5 unit, dan kantor 13 unit.

"Sedangkan data terkini yang dihimpun, banjir juga masih merendam sepanjang 5,28 kilometer jalan, termasuk seluas 1.818,5 hektare lahan, kebun 443 hektare, dan tambak 205 hektare," katanya dalam keterangannya tertulis, Selasa 6 Mei, disitat Antara.

BNPB belum dapat melaporkan kondisi terkini dampak dari kerusakan yang ditimbulkan itu, karena tim masih bertugas mendata dan mengevakuasi warga terdampak masing-masing di Kecamatan Keera dan Pitumpanua, Kabupaten Wajo.

Kendati demikian, ia menyebutkan, data BNPB mencatat ada sebanyak 3.954 keluarga atau 12.931 orang warga yang terdampak banjir, satu orang di antaranya meninggal dunia.

Warga korban banjir tersebut tersebar di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Keera dan Pitumpanua.

Sebagian besar warga terdampak berasal dari sejumlah desa di Kecamatan Pitumpanua yang sampai saat ini masih terendam banjir, seperti di Desa Awo Awota, dan Desa Jauh Pandang.

Abdul menyatakan, terlepas dari situ BNPB melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) juga masih berusaha menyalurkan bantuan logistik berupa barang kebutuhan pokok (makanan, air bersih, dan seterusnya) yang sangat dibutuhkan oleh korban terdampak.

Selanjutnya, katanya, upaya perbaikan rumah, sarana umum yang rusak dan pemulihan sarana dan prasarana umum juga masuk program prioritas jangka menengah dan panjang.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)