JAKARTA - Waketum PPP Arsul Sani mendorong pengacara eks Mentan Syahrul Yasin Limpo atau SYL, Djamaludin Koedoeboen buka-bukaan soal nama parpol yang terlibat kasus dugaan pemerasan Ketua KPK nonaktif Firli Bahuri terhadap SYL.
Hal itu dikatakan Arsul menanggapi pemberitaan media online terkait pengacara SYL menyebutkan adanya keterlibatan beberapa oknum petinggi sejumlah parpol dalam kasus yang membelit kliennya.
"Iya buka saja mas pengacara nama orang dan parpol-nya," kata Arsul dalam akun media sosial X-nya, Kamis 7 Desember.
Hakim Konstitusi terpilih itu memberikan opsi jika tak ingin secara terbuka membeberkan secara jauh apa yang disampaikannya, bisa melalui laporan resmi kepada KPK agar bisa ditelusur kebenarannya oleh penyelidik.
"Setidaknya jika tidak mau buka di ruang publik, Anda resmi laporkan kepada KPK untuk disidik," sambung anggota DPR periode 2014-2019 itu.
Sebelumnya, pengacara eks Mentan SYL, Djamaludin Koedoeboen menyebut ada dugaan keterlibatan sejumlah parpol dan orang-orangnya dalam rangkaian pemerasan Firli Bahuri terhadap kliennya.
Pernyataan itu disampaikan untuk merespon klaim kubu Firli Bahuri yang menyatakan tidak pernah ada komunikasi antara Ketua KPK nonaktif itu dengan Syahrul Yasin Limpo.
"Iya, diduga lebih dari 2 partai politik," ujar Djamaluddin kepada wartawan, Rabu, 6 Desember.
Namun, Djamaluddin menolak untuk menyampaikan secara rinci oknum dan sejumlah parpol yang diduga terlibat tersebut.
Menurutnya, bila disampaikan dikhawatirkan dapat mengganggu keamanan selama rangkaian kegiatan Pemilu 2024.
“Kami menduga terkait dengan keterlibatan beberapa oknum petinggi beberapa partai tertentu, sehingga dikhawatirkan akan mengganggu pesta demokrasi di 2024 nanti,” ucapnya.
Namun, Djamaluddin bilang dari informasi yang didapat, keterlibatan oknum sejumlah petinggi parpol itu diduga berkaitan dengan proyek di Kementerian Pertanian.
“Ini terkait dugaan keterlibatan mereka di beberapa proyek di Kementan, sehingga terjadi pemerasan dari FB selaku ketua KPK nonaktif terhadap Pak SYL,” kata Djamaluddin.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)