MALANG - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir menyatakan ada beberapa masalah potensial yang akan mengancam kehidupan bangsa, di antaranya pembelahan politik dan ideologi.

"Dari pemilu ke pemilu seharusnya dapat mendewasakan masyarakat agar tidak terjadi perpecahan. Namun, fakta di lapangan menunjukkan bahwa pemilu selalu melahirkan perpecahan baru," kata Haedar Nashir saat acara konsolidasi kebangsaan Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) di Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dilansir ANTARA, Rabu, 7 September.

Permasalahan lainnya atau kedua, kata Haedar, ada golongan orang yang menginginkan kekuasaan. Dalam hal ini, pembangkitan primordialisme atau keinginan menjunjung tinggi ikatan sosial.

"Persoalan ketiga yang mengancam kehidupan bangsa adalah bias dalam memproyeksikan ideologi kebangsaan. Beberapa kelompok kecil masyarakat yang tidak puas akan sistem kebangsaan mencoba untuk membuat idealisme sendiri dengan menggunakan Islam sebagai landasannya," tutur Haedar.

Kondisi tersebut, lanjut Haedar, bisa menjadi sebuah ancaman bagi ideologi bangsa dan melahirkan suatu perpecahan. Oleh karenanya, pemahaman terhadap konsep Pancasila harus benar-benar ditanamkan.

Namun demikian, kata Haedar, di usia yang ke-77 kemerdekaannya, Indonesia telah mengalami berbagai kemajuan. Namun, masih ada banyak tantangan yang menanti di depan.

Karenanya, peranan kaum muda dalam memajukan bangsa Indonesia sangat dibutuhkan.

Haedar juga berpesan agar AMM bergaul dengan berbagai macam orang. Hal ini akan membuka pandangan-pandangan baru yang belum pernah mereka temui.

Selain itu, kaum muda juga harus cepat tanggap terhadap perkembangan iptek terbaru, karena akan menjadi instrumen penting dalam kemajuan Muhammadiyah ke depan.

“Jangan menjadi orang yang eksklusif, kita harus menjadi orang yang inklusif. Meskipun inklusif, kita juga harus memiliki pendirian yang kokoh dan pandangan-pandangan yang berkemajuan. Berkolaborasi dan saling belajar dari kesalahan satu sama lain, juga menjadi hal yang penting. Saya percaya, di tangan anak-anak muda, Muhammadiyah dan bangsa akan memperoleh masa yang berkemajuan," ujar Haedar.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)