JAKARTA - Para petani di India memblokir sejumlah jalan raya dan rel kereta api, Jumat, 25 September. Para petani memprotes undang-undang (UU) pertanian yang baru disahkan.

Dalam UU tersebut pemerintah akan berhenti membeli hasil panen petani dengan harga terjamin. Para petani keberatan jika mereka harus bergantung pada pembeli swasta.

Melansir Reuters, aksi itu membuat otoritas membatasi layanan kereta api ke beberapa rute yang telah ditutup oleh kaum tani. Aksi tak akan berhenti dengan gerakan yang sudah terjadi.

Rencananya aksi tersebut akan diikuti lebih banyak petani. Mereka akan menutup sebagian besar jalan ke negara bagian, seperti Punjab, Haryana, Uttar Pradesh, dan Madhya Pradesh. Dilaporkan, partai oposisi akan turut hadir di tengah kaum tani.

Polisi di berbagai negara bagian mulai siaga mengantisipasi meluasnya aksi pemblokiran. Otoritas mengingatkan para demonstran bahwa mereka telah meningkatkan keamanan. Peringatan itu diharapkan mencegah segala kekerasan, terutama di sekitar New Delhi.

Sebelum disahkan, Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi ikut membela RUU tersebut sebagai langkah reformasi di bidang pertanian. Modi menginginkan UU yang ia sebut kuno agar diganti dengan yang terbaru.

Menurut Modi, UU itu justru akan membuat petani dapat menjual hasil pertanian ke pembeli yang lebih besar, seperti Walmart. Empunya kebijakan juga menegaskan bahwa UU baru akan memberi opsi kepada petani untuk menjual produk mereka kepada lebih banyak pembeli swasta.

Modi juga berjanji, kebutuhan pokok seperti beras dan gandum tetap terjamin harganya. Namun, jaminan itu gagal menenangkan jutaan petani di bebagai negara bagian. Di Punjab dan Haryana, protes terus terjadi.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)