JAKARTA - Beredar gambar yang menunjukkan seluruh kota di DKI Jakarta menjadi zona hitam COVID-19. Dalam gambar tersebut tercantum logo Badan Intelijen Negara (BIN). 

Menanggapi hal ini, Deputi VII Bidang Komunikasi dan Informasi BIN Wawan Hari Purwanto menyebut gambar yang menunjukkan kondisi DKI sebagai zona hitam adalah hoaks.

"Gambar tersebut adalah hoaks. BIN tidak ternah membuat data tersebut," kata Wawan saat dikonfirmasi VOI, Rabu, 12 Agustus.

Agar disinformasi ini tidak berkembang luas, Wawan mengaku pihaknya sedang mengusut siapa pembuat gambar yang mencantumkan logo BIN tersebut.

"Asal gambar tersebut sedang kami selidiki," ujar dia.

Dalam gambar yang beredar tersebut dinyatakan bahwa DKI menjadi zona hitam pada tanggal 4 Agustus. Indikator yang menentukan salah satunya adalah jumlah kasus aktif. Kasus aktif adalah kondisi kasus terkonfirmasi positif yang masih dirawat atau melakuakan isolasi mandiri.

Data tersebut menyebutkan bahwa kasus aktif di atas 1.000 masuk dalam kategori zona hitam. Ada pencantuman gambar peta DKI Jakarta yang ditampilkan dengan warna hitam. Gambar tersebut juga menyertai data kasus aktif di seluruh kota di DKI. 

Tangkap layar video Jakarta Zona Hitam

Rinciannya, Jakarta Pusat miliki 1.942 kasus aktif, Jakarta Utara miliki 1.483 kasus aktif, Jakarta Barat miliki 1.268 kasus aktif, Jakarta Selatan miliki 1.234 kasus aktif, dan Jakarta Timur miliki 1.202 kasus aktif.

Bila dibandingkan dengan data yang dimiliki Satuan Tugas Penanganan COVID-19, angka kasus aktif tidak berbeda jauh dengan gambar yang beredar. 

Per tanggal 9 Agustus, Satgas COVID-19 merilis data kasus aktif DKI, yakni Jakarta Pusat dengan 2.213 kasus aktif, Jakarta Utara 1.775 kasus, Jakarta Selatan 1.309 kasus, Jakarta Timur 1.305 kasus, dan Jakarta Barat 1.268 kasus.

Namun, hal ini tidak bisa dikatakan bahwa Jakarta masuk dalam zona hitam. Sebab, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto menyebut tidak ada istilah zona hitam dalam kategorisasi risiko COVID-19 tiap daerah.

"Kami tidak mengenal zona hitam. Yang ada adalah zona hijau, kuning, oranye, dan merah," ujar Yurianto.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)