JAKARTA - Durasi duduk yang lama atau lebih dari 10 jam sehari bisa meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke yang lebih tinggi. Fakta ini membuat anggapan berdiri lebih baik untuk menjaga kesehatan jantung dibandingkan duduk.

Namun, pada kenyataannya, berdiri dengan durasi yang lama juga tidak berpengaruh baik bagi jantung. Berdiri hanya mengaktifkan kelompok otot tertentu pada tubuh.

“Berdiri memang mengaktifkan kelompok otot tertentu, termasuk otot kaki, pinggul, dan punggung, yang bermanfaat secara umum,” tutur kepala dan konsultan senior di Departemen Bedah Vaskular Rumah Sakit Umum Singapura, Profesor Chong Tze Tec, mengutip dari CNA, Rabu, 11 Desember 2024.

Berdiri memang mengaktifkan beberapa otot tubuh, tetapi bukan kelompok otot yang terlibat dalam kegiatan berjalan atau berolahraga. Dengan demikian, posisi berdiri saja tidak berkontrbusi terhadap penurunan risiko penyakit kardiovaskular.

“Berdiri tidak mengaktifkan berbagai kelompok otot yang terlibat dalam berjalan atau berolahraga dan karena itu, berdiri tidak mengarah pada perubahan metabolisme yang bermanfaat yang berkontribusi terhadap penurunan risiko penyakit kardiovaskular. Sederhananya berdiri saja tidak cukup dibandingkan dengan berjalan atau berolahraga,” jelasnya.

Meski demikian, bukan berarti berdiri tidak dianjurkan untuk dilakukan. Asisten Profesor Chong Jack Kian, kepala dan konsultan senior di Layanan Vaskular dan Endovaskular Rumah Sakit Umum Sengkang, menekankan bahwa berdiri dengan pergerakan dan olahraga yang mampu membantu mengurangi risiko penyakit jantung.

“Berdiri sambil bergerak-gerak sebentar seharusnya yang menjadi tujuan. Aktivitas selalu dianjurkan. Jika hal itu tidak dapat dicapai melalui latihan khusus yang disengaja, maka kita harus mencari kesempatan untuk melakukannya sepanjang hari kerja,” tuturnya.

Sementara itu, perlu diketahui juga bahwa terlalu lama berdiri dapat berdampak pada masalah peredaran darah, salah satunya varises. Varises dapat menyebatkan gejala kaki terasa berat, nyeri, gatal, dan bahkan membengkak.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)