JAKARTA - Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Stella Christie menegaskan pengenalan sains sejak usia dini memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan anak di masa depan.

Sebagai Profesor Psikologi Kognitif di Universitas Tsinghua, China, Stella memaparkan hasil penelitiannya yang menunjukkan bahwa pemahaman anak mengenai konsep ruang dan matematika memiliki keterkaitan erat dengan prospek karier mereka di masa mendatang.

"Hal ini sangat berhubungan dengan peluang seseorang untuk bekerja di bidang STEM --Science, Technology, Engineering, and Mathematics-- dalam 20 tahun ke depan," ungkap Stella seperti dikutip Antara.

Stella juga menjelaskan pembelajaran sains tidak hanya memperluas pengetahuan anak, tetapi juga merangsang rasa ingin tahu mereka. Anak-anak yang terbiasa dengan proses pemecahan masalah sejak dini cenderung memiliki kemampuan berpikir kritis yang lebih baik di kemudian hari.

Menurut Stella, anak-anak secara alami adalah "ilmuwan kecil" yang memiliki rasa ingin tahu yang besar. Pertanyaan yang mereka ajukan sering kali mencerminkan pola pikir logis dan analitis yang potensial untuk dikembangkan.

"Kita perlu mendukung mereka untuk bertanya. Penelitian berbasis rasa ingin tahu dimulai dari pertanyaan sederhana seperti 'Mengapa begini? Mengapa begitu?' Hal ini sudah menjadi sifat alami anak-anak sejak kecil," jelasnya.

Stella mengimbau para orangtua agar tidak mengabaikan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh anak. Sebaliknya, menjawab dengan pendekatan sederhana dan menggunakan analogi dapat membantu anak memahami konsep-konsep yang rumit.

"Analogi adalah cara efektif untuk menjelaskan pola yang serupa antara dua hal yang tampaknya berbeda. Ini membantu anak belajar mengenali kesamaan di tengah perbedaan," tambah Stella.

Presiden RI Prabowo Subianto juga menunjukkan komitmen besar terhadap pengembangan sains dan teknologi di Indonesia. Fokus utamanya adalah memperbaiki pembelajaran matematika pada jenjang pendidikan dasar, khususnya kelas 1-4 sekolah dasar (SD).

Langkah-langkah strategis yang telah direncanakan meliputi perbaikan metode pengajaran, pelatihan intensif untuk guru, serta pengenalan konsep matematika sejak usia taman kanak-kanak (TK). Upaya ini diharapkan dapat menciptakan generasi yang lebih kompeten di bidang sains dan teknologi di masa depan.

Dengan berbagai inisiatif ini, pembelajaran sains sejak dini diyakini mampu membuka jalan bagi anak-anak Indonesia untuk meraih peluang besar di dunia STEM, sekaligus memperkuat daya saing bangsa di kancah global.

JAKARTA - Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Stella Christie menegaskan pengenalan sains sejak usia dini memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan anak di masa depan.

Sebagai Profesor Psikologi Kognitif di Universitas Tsinghua, China, Stella memaparkan hasil penelitiannya yang menunjukkan bahwa pemahaman anak mengenai konsep ruang dan matematika memiliki keterkaitan erat dengan prospek karier mereka di masa mendatang.

"Hal ini sangat berhubungan dengan peluang seseorang untuk bekerja di bidang STEM --Science, Technology, Engineering, and Mathematics-- dalam 20 tahun ke depan," ungkap Stella seperti dikutip Antara.

Stella juga menjelaskan pembelajaran sains tidak hanya memperluas pengetahuan anak, tetapi juga merangsang rasa ingin tahu mereka. Anak-anak yang terbiasa dengan proses pemecahan masalah sejak dini cenderung memiliki kemampuan berpikir kritis yang lebih baik di kemudian hari.

Menurut Stella, anak-anak secara alami adalah "ilmuwan kecil" yang memiliki rasa ingin tahu yang besar. Pertanyaan yang mereka ajukan sering kali mencerminkan pola pikir logis dan analitis yang potensial untuk dikembangkan.

"Kita perlu mendukung mereka untuk bertanya. Penelitian berbasis rasa ingin tahu dimulai dari pertanyaan sederhana seperti 'Mengapa begini? Mengapa begitu?' Hal ini sudah menjadi sifat alami anak-anak sejak kecil," jelasnya.

Stella mengimbau para orangtua agar tidak mengabaikan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh anak. Sebaliknya, menjawab dengan pendekatan sederhana dan menggunakan analogi dapat membantu anak memahami konsep-konsep yang rumit.

"Analogi adalah cara efektif untuk menjelaskan pola yang serupa antara dua hal yang tampaknya berbeda. Ini membantu anak belajar mengenali kesamaan di tengah perbedaan," tambah Stella.

Presiden RI Prabowo Subianto juga menunjukkan komitmen besar terhadap pengembangan sains dan teknologi di Indonesia. Fokus utamanya adalah memperbaiki pembelajaran matematika pada jenjang pendidikan dasar, khususnya kelas 1-4 sekolah dasar (SD).

Langkah-langkah strategis yang telah direncanakan meliputi perbaikan metode pengajaran, pelatihan intensif untuk guru, serta pengenalan konsep matematika sejak usia taman kanak-kanak (TK). Upaya ini diharapkan dapat menciptakan generasi yang lebih kompeten di bidang sains dan teknologi di masa depan.

Dengan berbagai inisiatif ini, pembelajaran sains sejak dini diyakini mampu membuka jalan bagi anak-anak Indonesia untuk meraih peluang besar di dunia STEM, sekaligus memperkuat daya saing bangsa di kancah global.

JAKARTA - Deputy Minister of Higher Education, Science and Technology (Wamendiktisaintek) Stella Christie emphasized that science recognition from an early age has had a major influence on the development of children in the future.

As a cognitive Psychology Professor at Tsinghua University, China, Stella presented the results of her research showing that children's understanding of the concept of space and mathematics is closely related to their future career prospects.

"This is closely related to a person's chances of working in the STEM --Science, Technology, Engineering, and Mathematics -- in the next 20 years," Stella said as quoted by Antara.

Stella also explains that science learning not only expands children's knowledge but also stimulates their curiosity. Children who are accustomed to the problem-solving process from an early age tend to have better critical thinking skills in the future.

According to Stella, children naturally are "little scientists" who have great curiosity. The questions they raise often reflect a potential logical and analytical mindset to develop.

"We need to support them to ask questions. Research based on curiosity starts from simple questions such as 'Why is this? Why is that?' This has become the natural nature of children since childhood," he explained.

Stella appealed to parents not to ignore the questions asked by their children. On the other hand, answering with a simple approach and using analogy can help children understand complicated concepts.

"Analogue is an effective way to explain similar patterns between two seemingly different things. This helps children learn to recognize similarities amidst differences," added Stella.

Indonesian President Prabowo Subianto also showed a great commitment to the development of science and technology in Indonesia. The main focus is to improve learning in mathematics at the basic education level, especially grades 1-4 elementary schools (SD).

The strategic steps that have been planned include improving teaching methods, intensive training for teachers, as well as introducing mathematical concepts from kindergarten age (TK). This effort is expected to create a more competent generation in the field of science and technology in the future.

With these various initiatives, early learning is believed to be able to pave the way for Indonesian children to seize great opportunities in the STEM world, as well as strengthen the nation's competitiveness in the global arena.

"It's okay"

"It's okay"

"It's okay"


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)