JAKARTA - Sebelumnya, Disney mengumumkan perilisan film Mulan akan disiarkan melalui layanan streaming Disney+. Sebagai salah satu film tentpole, keputusan ini mengecewakan banyak pihak terkhusus pihak bioskop.

Kamis, 6 Agustus, sebuah video menjadi viral di internet. Terlihat seorang pria menghancurkan poster pop-up Mulan di dalam bioskop. Ia mengekspresikan kekecewaannya akibat film Mulan tidak jadi tayang di bioskop.

Pria itu adalah Gerard Lemoine, pemilik bioskop independen Cinepal. Ia merasa kecewa saat mendengar Mulan memilih penayangan di Disney+. Lemoine sudah mempromosikan film ini berbulan-bulan agar film ini tetap tayang di bioskop.

“Dengan kehilangan ‘Mulan’, kami kehilangan kemungkinan untuk menawarkan audiens film yang ditunggu yang dapat membantu kami beberapa minggu. Ini juga menjadi pesan yang buruk untuk publik yang mengharapkan perilisan bioskop,” kata Lemoine dikutip dari IndieWire.

Di samping itu, ia berterima kasih kepada Warner Bros. memilih Tenet tetap dirilis di bioskop. Meskipun di satu sisi ia tidak yakin Tenet mampu mendatangkan keuntungan bagi bioskop.

“Rumah produksi harus memahami jika mereka membatalkan film ini atau menaruhnya di platform, saya (bioskop) tidak akan bisa bertahan lama. Saya sudah memperjuangkan hidup untuk menayangkan film dan saya tidak mau mati!”

Video yang diunggah ke media sosial itu menerima respons yang campur aduk. Di satu sisi, kasus COVID-19 yang tidak kunjung berkurang menjadi faktor mengapa masyarakat sulit ke bioskop. Tetapi mereka juga menyayangkan jika bisnis bioskop harus mati di tengah situasi.

Untuk pertama kalinya film tentpole memilih penayangan secara digital alih-alih menunggu bioskop dibuka seluruhnya. Di Perancis, Mulan bisa disaksikan di Disney+ dengan sistem rental mulai 29 dolar Amerika Serikat (AS).

Sementara di Indonesia, Disney+ akan bekerjasama dengan Hotstar untuk perilisannnya mulai 5 September mendatang. Mulan bisa disaksikan mulai 4 September di Disney+.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)